Tingkatkan Pelayanan Jalan Tol, Hutama Karya Terapkan Berbagai Inovasi Berbasis Teknologi Ini

JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) melakukan inovasi berbasis teknologi yang berkelanjutan untuk menciptakan infrastruktur teknologi yang dapat menunjang bisnis perusahaan dalam memberikan pelayanan yang optimal bagi pengguna jalan tol.

"Penerapan teknologi menjadi jawaban atas kebutuhan dan tantangan yang dihadapi dalam operasional jalan tol, serta mempermudah pengguna jalan dalam mengakses informasi dan memantau lalu lintas terkini dari ruas-ruas tol yang ingin dilintasi," kata Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo dalam keterangan tertulisnya, dikutip Kamis, 23 November.

Tjahjo menyebut, saat ini pihaknya telah mengembangkan lima teknologi dalam peningkatan pelayanan, seperti pengembangan water treatment plant (WTP), penerapan smart lamp di sejumlah tol yang dikelola, dan pengembangan aplikasi HK Toll Apps sebagai media informasi berkendara di jalan tol Hutama Karya berbasis mobile.

Berikutnya, penerapan sistem Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) yang terintegrasi dengan ETLE nasional dalam penindakannya, serta pemasangan alat Weigh in Motion (WIM) dalam menciptakan jalan tol yang bebas dari kendaraan over dimension over load (ODOL).

"Pengguna jalan tol dapat memantau langsung kondisi lalu lintas sebelum berkendara melalui Smart CCTV secara real-time yang tersedia di aplikasi HK Toll Apps," ujar Tjahjo.

Selain itu, terdapat (tiga) teknologi yang mempermudah operasional tol, seperti pengembangan intelligent traffic system (ITS), smart closed circuited television (Smart CCTV) dan Data Remote Traffic Microwave Sensor (RTMS) yang dapat mendeteksi kendala di jalan tol dan pendeteksian kondisi lalu lintas secara real-time.

Tjahjo menjelaskan, sistem ITS dikembangkan dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI) yang dikendalikan secara terpusat di command center di HK Tower, serta dapat diakses di ruang kendali masing-masing cabang tol dengan penjagaan personel selama 24 jam.

Menurut dia, keunggulan dari sistem ini yakni dapat mendeteksi dan menganalisis kendali pendapatan tol, performa peralatan tol, kondisi lalu lintas melalui CCTV yang terintegrasi ke sistem ITS, penanganan lubang di jalan tol, hingga keluhan pelanggan dari media sosial.

"Sedangkan untuk penerangan lalan umum (JPU), Hutama Karya telah memasang sebanyak total 3.704 buah smart lamp di Tol Bakauheni-Terbanggi Besar, Tol Pekanbaru-Dumai, Tol Medan- Binjai, serta Tol Sigli-Banda Aceh.

Keunggulan dari smart lamp ini, yakni fitur pengaturan otomatis dan pemantauan jarak jauh yang sangat mempermudah pengoperasian tol serta dengan penggunaan LED membuat lampu ini lebih hemat energi dibandingkan dengan lampu konvensional.

"Penggunaan smart lamp di Asia Tenggara, khususnya Indonesia masih belum banyak digunakan. Padahal di negara lain, seperti Amerika Serikat, Jerman, Jepang yang sudah lebih dulu menerapkan ini di jalan tol," ujarnya.

Dia menilai, penggunaan smart lamp sangat efisien dalam membantu mengurangi konsumsi energi secara signifikan dan menghasilkan penghematan biaya operasional yang substansial.

Selain itu, Hutama Karya sendiri sedang mengembangkan teknologi WTP untuk mengolah air yang bersumber dari sumur, sungai, waduk atau air recycle menjadi air yang aman dan sesuai untuk berbagai keperluan.

Saat ini, alat WTP baru diimplementasikan di Rest Area KM 306, Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung dan selama masa evaluasi, air yang dihasilkan dinilai telah sesuai dengan standar air bersih. Nantinya, alat WTP ini juga akan diterapkan di ruas-ruas lainnya di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).

"Teknologi ini menjadi solusi atas permasalahan air di beberapa ruas di JTTS, yang kebanyakan membelah hutan atau sawah sehingga kualitas airnya masih kurang dan perlu di treatment," tuturnya.

Dengan berbagai teknologi yang telah diterapkan dan juga terus melakukan inovasi, Tjahjo optimistis pihaknya siap menghadapi penerapan INDI 4.0 di jalan tol dengan menyediakan infrastruktur teknologi untuk masa depan.

"Kami percaya bahwa kesiapan dalam menghadapi Industri 4.0 adalah kunci untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan di sektor transportasi dan infrastruktur," imbuhnya.