Jumlah Ancaman Online di Indonesia pada Q3 2023 Menurun 22,5 Persen
JAKARTA - Kasus kejahatan dunia maya semakin banyak terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Tidak hanya ditujukan kepada perorangan, dunia usaha, dan korporasi saja, namun juga berbagai instansi kenegaraan hingga sektor pemerintah.
Laporan terbaru Kaspersky kuartal ketiga tahun 2023 di Indonesia menunjukkan lebih dari 20 persen pengguna komputer di tanah air terkena serangan berbasis web.
Menurut laporan Kaspersky terbaru, sebanyak 7.330.765 deteksi ancaman online berhasil diblokir oleh solusi Kaspersky selama periode Juli hingga September tahun ini.
Menurut temuan perusahaan keamanan siber global ini, jumlah ini turun sebanyak 22,49 persen, jika dibandingkan 9.457.786 deteksi pada periode yang sama tahun lalu.
Selain itu, Kaspersky juga menemukan adanya sedikit penurunan yakni sebanyak 5,16 persen dibandingkan periode April hingga Juni (Q2) tahun ini yang berjumlah 7.729.320 deteksi ancaman online.
Baca juga:
- Soal Isu Kebocoran Data Kementerian Pertahanan, Begini Tanggapan Pakar Keamanan Siber
- Gandakan Keamanan, Samsung Luncurkan Fitur Pemblokir Otomatis
- CEO Apple Bantah Perusahaannya Tertinggal dalam Pengembangan Teknologi AI
- Pencurian Bitcoin Rp9,3 Miliar Terjadi dari Aplikasi Palsu Ledger Live di Microsoft App Store
Secara keseluruhan, 22,1 persen pengguna diserang oleh ancaman yang ditularkan melalui web selama periode Q3 2023. Hal ini menempatkan Indonesia pada peringkat ke-93 di dunia dalam hal bahaya yang terkait dengan penjelajahan web.
Serangan melalui browser adalah metode utama penyebaran program berbahaya. Memanfaatkan kerentanan di browser dan pluginnya (drive-by download) dan rekayasa sosial adalah metode yang paling sering digunakan oleh penjahat siber untuk menembus sistem.