Kemenkop UKM Sebut Rumah Kemasan Mampu Tingkatkan Omzet Pelaku UMKM
JAKARTA - Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SeskemenKop UKM) Arif R Hakim mengatakan, Rumah Kemasan yang segera di-instal dan dioperasikan di PLUT-KUMKM Subang dapat meningkatkan omzet pelaku UMKM.
"Selain itu, rumah kemasan ini agar bisa disosialisasikan supaya bisa digunakan bersama, dan dirawat agar bisa dipakai sesuai masa operasionalnya," kata Arif dalam keterangan tertulisnya, dikutip Sabtu, 4 November.
Arif mengatakan, Rumah Kemasan merupakan fasilitas dan pelayanan yang diberikan melalui PLUT-KUMKM berupa pelatihan, pendampingan, dan fasilitasi terkait kemasan produk.
Selain tempat dan lokasi yang nyaman, harga layanan yang ditetapkan juga tidak mahal karena ini akan dikelola Badan Layanan Umum (BLU) agar bisa melayani dan memfasilitasi pelaku UMKM secara berkesinambungan.
Oleh karena itu, harga atau jasa yang ditetapkan Rumah Kemasan ini harus dapat dijangkau oleh pelaku UMKM. Tujuannya, agar operasional Rumah Kemasan ini bisa mencapai break event point (BEP) dan tetap bisa terus melayani pelaku UMKM untuk meningkatkan kualitas desain dan kemasan produknya.
Ke depan, kata Arif, Rumah Kemasan harus bisa ditingkatkan sesuai kebutuhan UMKM, misalnya pelayanan dalam membuat kemasan produk kaleng atau minuman botol dan paling tidak saat ini sudah bisa memproduksi kemasan sesuai kebutuhan pelaku UMKM.
Baca juga:
"Kami berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Subang yang bersama-sama dengan Kemenkop UKM terus berupaya meningkatkan kualitas produk UMKM, khususnya di Subang," ujarnya.
Sandi, salah satu Konsultan Pendamping PLUT KUMKM Subang mengatakan, sejumlah materi yang diajarkan di Rumah Kemasan ini meliputi materi standar pelabelan, mengenal alat pengemasan sederhana, membuat kemasan dari produk sederhana, mengenal ongkos produksi kemasan misalnya stiker, hingga standing pouch.
"Kami sudah melakukan tes market ke Johor Bahru, Malaysia, yang mana beberapa produk UMKM Subang sudah menggunakan kemasan baru bisa diterima di sana, misalnya kripik pisang atau banana chips, atau rengginang yang dikemas menjadi rice cracker," ungkapnya.