Peneliti Jerman Jajaki Kerja Sama Pemanfaatan EBT dengan PTPN V

PEKANBARU - Peneliti Jerman dari Institut für ZukunftsEnergie und Stoffstromsysteme (IZES) dan Institute for Energy and Enviromental Research menjajaki potensi kerja sama pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) menggantikan batu bara sebagai sumber energi pada industri tekstil dengan biomassa komoditas sawit PT Perkebunan Nusantara V.

CEO PTPN V Jatmiko Santosa menyambut baik kedatangan dua peneliti Jerman tersebut.

Dia mengatakan strategi PTPN V dalam memperkuat pemanfaatan EBT adalah melalui sinergi dan transfer pengetahuan dengan berbagai pihak. Mulai dari Badan Riset dan Inovasi Nasional hingga perusahaan swasta berhasil membangun lima instalasi pembangkit tenaga biogas (PTBG).

"Sejalan dengan 'grand strategy' perusahaan untuk menghasilkan produk 'sustainable plus palm oil' yang mulai diimplementasikan sejak 2019, upaya dekarbonisasi dan pemanfaatan energi terbarukan menjadi salah satu program yang mengalami percepatan,” kata Jatmiko dilansir ANTARA, Sabtu, 4 November.

Saat ini, lanjutnya, PTPN V menjadi perusahaan perkebunan plat merah terbesar yang memanfaatkan EBT melalui pengolahan "Palm Oil Methyil Esther" (POME) dengan PTBg.

Baru-baru ini, keseriusan PTPN V memaksimalkan EBT diganjar penghargaan internasional Asean Energy Awards (AEA) 2023 dalam rangkaian 41st ASEAN Minister on Energy Meeting (AMEM) and ASEAN Energy Business Forum. 

Selain itu, anak perusahaan calon pendiri PalmCo dalam waktu dekat tersebut juga tengah menjalin kerja sama dengan Korea Selatan dan Jepang untuk memperkuat pemanfaatan biogas.

Scientific Director Institute for Energy and Enviromental Research Dr Guido Reinhardt langsung datang berkunjung ke Kantor Direksi PTPN V, Kota Pekanbaru, belum lama ini. 

"Kita memiliki keinginan mensubtitusi batubara yang selama ini dipakai pada industri tekstil dengan sumber energi yang sustainable, yakni biomassa yang dihasilkan PTPN V," kata Guido

Dia mengapresiasi pendekatan anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara III Persero itu dalam memanfaatkan EBT melalui pengolahan limbah cair sawit.

Menurutnya, PTPN V telah memanfaatkan EBT dengan sangat baik dalam beberapa waktu terakhir. ujarnya Keberhasilan tersebut membawa dia untuk mengunjungi perusahaan yang memanfaatkan EBT terbesar di seluruh PTPN Group tersebut dan menyaksikan langsung instalasi pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) di Kebun Tandun, PTPN V.

"Kita ingin melihat langsung bagaimana pendekatan PTPN V dalam memanfaatkan EBT," ujarnya.

Meski begitu, ia mengakui bukan hal yang mudah untuk mengubah kebiasaan dari energi kurang ramah lingkungan ke energi yang lebih ramah lingkungan itu tidak mudah. Butuh waktu paling tidak 5 tahun, sebutnya untuk bisa mengubah bahan bakar dari yang batu bara ke yang lebih ramah lingkungan. 

"Tentu harapan kami sumber energi berkelanjutan menjadi tulang punggung untuk industri terutama tekstil di masa mendatang sehingga nanti akan terbangun kekuatan ekonomi untuk dua pihak, Indonesia bisa kirim produk ke pasar Eropa, mereka juga bisa masuk ke pasar kita," paparnya.