Akibat Fenomena El Nino Harga Beras Makin Tinggi, Sri Mulyani Siapkan Mitigasi
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan kekhawatirannya terhadap harga beras yang naik tinggi akibat fenomena El Nino. Hingga pertengahan Oktober 2023, data Kementerian Dalam Negeri menunjukkan harga beras naik 18,1 persen dari akhir tahun 2022.
"Tadinya harga beras di level Rp12.000, sekarang sudah di Rp14.500. Inilah situasi yang kita hadapi yang mempengaruhi harga komoditas," kata Sri Mulyani, dalam APBN Kita Edisi Oktober 2023, Rabu, 25 Oktober.
Sri Mulyani mengatakan kenaikan harga beras terutama berasal dari masalah iklim el nino, gejolak geopolitik global hingga keuangan Amerika Serikat. Sehingga, kondisi ini turut mempengaruhi harga pangan di negara lainnya bukan hanya di Indonesia.
Sri Mulyani menegaskan pemerintah akan menanggapi masalah kenaikan harga beras ini dengan memperhatikan dari dua sisi, yakni pasokan dan permintaan.
Dari sisi supply, pemerintah akan melakukan stabilitas pasokan dan penyaluran beras SPHP dan gelar pangan murah. Bahkan akan melakukan impor beras untuk menjaga ketersediaan pasokan beras.
Sementara dari sisi permintaan, pemerintah akan memberikan bantuan pangan untuk menjaga daya beli terutama untuk masyarakat miskin dan rentan.
Baca juga:
Sri Mulyani mengatakan, harga beras yang tinggi akan terus menyundut inflasi. Dengan demikian, daya beli masyarakat akan terancam.
"Harga beras yang tinggi, menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Rumah tangga masyarakat kelompok paling rentang yang akan mengalami tekanan akibat makanan, Ini yang menjadi perhatian pemerintah," jelasnya
Rencananya pemerintah akan memperpanjang bantun sosial (bansos) beras hingga Desember 2023, dan akan menambah anggaran Rp2,67 triliun untuk tambahan bantuan beras bagi 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM).