Pemkab Bogor Siapkan Asuransi 25.000 Hektare Sawah Antisipasi Gagal Panen
BOGOR - Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menyiapkan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk 25.000 ha sawah untuk mengantisipasi terjadinya puso atau gagal panen.
Bupati Bogor Iwan Setiawan mengatakan penyediaan AUTP itu ditingkatkan lebih dari dua kali lipat pada tahun ini, dibandingkan tahun 2022 yang hanya 10 ribu hektare sawah.
"Sebagai bagian dari antisipasi, (AUTP) kita naikkan jadi 25 ribu hektare. Karena sejak jauh hari juga BMKG telah memprediksi dampak kekeringan ini," kata Iwan dilansir ANTARA, Kamis, 26 Oktober.
Ia menyebutkan, dampak El Nino ini sudah diprediksi oleh Pemerintah Kabupaten Bogor lewat Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) sejak jauh hari.
Iwan berharap, asuransi ini dapat melindungi petani dari kerugian akibat gagal panen dengan klaim asuransi sebesar Rp6 juta per hektare. Berbagai upaya lain juga terus dilakukan untuk meminimalisasi dampak kekeringan.
“Kita koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat untuk menangani dampak kekeringan ini,” terangnya.
Sementara, Plt Kepala Distanhorbun Kabupaten Bogor Tatang Mulyadi menjelaskan dari penyediaan AUTP 25 ribu hektare, hingga kini baru sebanyak 16.800 hektare sawah yang diasuransikan.
"Kami terus mendorong agar mereka yang belum mengasuransikan lahannya bisa segera masuk. Ini menjadi bukti pemerintah hadir melindungi para petani," jelasnya.
Biaya asuransi tersebut ditanggung pemerintah Kabupaten Bogor dan pemerintah pusat. Sehingga, petani tak perlu lagi membayar dan cukup mendaftarkan sawahnya kepada petugas agar dituntun masuk ke dalam sistem.
Sejauh ini, sudah ada 41 kelompok tani (poktan) yang mengajukan klaim asuransi karena mengalami puso dengan luas sawah mencapai 221 hektare yang tersebar di 11 kecamatan, yakni Sukamakmur, Cileungsi, Gunungputri, Citeureup, Klapanunggal, Rumpin, Tenjo, Nanggung, Cibungbulang, Jasinga, dan Pamijahan.
Baca juga:
Beberapa di antaranya sudah menerima klaim asuransi dengan nominal berbeda sesuai luasan lahan.
Di samping itu, kata Tatang, Distanhorbun juga baru-baru ini mendistribusikan sekitar 300 pompa air berbahan bakar gas dari pemerintah pusat untuk membantu petani mengatasi dampak kekeringan.
Bantuan ini akan terus berjalan karena Kabupaten Bogor dijatah 664 pompa air untuk membantu mengairi sawahnya.
“Kita terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan pemerintah pusat untuk bersama-sama menangani dampak kekeringan ini. Kita juga sedang menyiapkan bantuan benih untuk para petani sehingga ketika kondisi sudah memungkinkan untuk menanam Kembali, petani bisa dengan cepat mengisi sawah-sawahnya,” papar Tatang.