BMKG Sebut Gempa 5,9 Laut Banda Akibat Deformasi Batuan Dalam Laut
MALUKU - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan gempa bumi magnitudo (M) 5,9 di wilayah Laut Banda akibat adanya deformasi batuan dalam di bawah Laut Banda.
BMKG memutakhirkan informasi gempa di Provinsi Maluku ini yang pada awalnya berkekuatan M 6,1 menjadi M 5,9.
"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi batuan dalam slab lempeng yang tersubduksi di bawah Laut Banda," kata Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono di Jakarta, Kamis 26 Oktober, disitat Antara.
Ia menambahkan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault. Hasil pemodelan juga menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Ia mengungkapkan, episenter gempa terletak pada koordinat 7,41 lintang selatan dan 129,40 bujur timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 196 km arah timur laut Kabupaten Maluku Barat Daya pada kedalaman 159 km.
Baca juga:
Ia menyampaikan, gempa yang terjadi pada pukul 12.44.17 WIB itu berdampak dan dirasakan di daerah Saumlaki dengan skala intensitas III-IV MMI (modified mercally intensity), artinya bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," katanya.
Ia mengatakan, hingga pukul 12.54 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock.
Ia mengimbau kepada masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya.
Selain itu, ia juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.