Bagikan:

JAKARTA - Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan gempa tektonik dengan magnitudo 6,4 yang terjadi di wilayah Maluku Barat Daya terjadi akibat deformasi batuan.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi batuan akibat benturan Australia dengan Timor tepat pada struktur lama palung atau rench terusan Palung Jawa di Samudra Hindia," kata Daryono dalam keterangan tertulis dikutip Antara, Jumat, 27 Mei.

Ia mengatakan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa yang berpusat di laut pada kedalaman 53 km sekira 87 km barat daya Maluku Barat Daya itu memiliki mekanisme pergerakan geser dan tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Menurut dia, gempa tersebut dirasakan pada skala IV sampai IV MMI di wilayah Timor Leste. Pada skala tersebut guncangan gempa dirasakan oleh hampir semua penduduk, menyebabkan banyak orang terbangun.

Getaran akibat gempa juga dirasakan di Alor pada skala intensitas III sampai IV MMI, getarannya dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah, serta di wilayah Kupang pada skala intensitas II MMI, getarannya dirasakan oleh beberapa orang dan menyebabkan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Daryono mengatakan menurut pantauan BMKG hingga pukul 10.15 WIB tidak ada aktivitas gempa susulan setelah gempa yang terjadi pukul 09.36 WIB.

BMKG mengimbau warga di daerah sekitar pusat gempa tidak panik tetapi tetap waspada bila sewaktu-waktu terjadi gempa susulan.