Review Film Cobweb (2023): Potret Perjuangan Sutradara Hidupkan Mimpi

JAKARTA - Korea Indonesia Film Festival (KIFF) 2023 resmi digelar pada Kamis, 19 Oktober lalu. Pada perhelatan ke-14 ini, festival itu membuka acara dengan penayangan film Cobweb dari sutradara Kim Jee Won.

Film Cobweb menghadirkan cerita perjuangan seorang sutradara dalam membuat film terbarunya. Proses di balik produksi film itu yang kemudian menjadi intrik dari pengisahan sutradara dengan kehidupannya.

Film ini pertama kali ditayangkan pertama kali di Cannes Film Festival dan mendapat standing ovation selama 11 menit. Film ini juga menjadi salah satu judul yang bersaing dalam penayangan di Korea Selatan saat ini.

Berlatar tahun ‘70-an, Cobweb mengisahkan Kim Yeol (Song Kang Ho) seorang sutradara yang debut dengan film yang bagus tapi kemudian mendapat perundungan karena film-film yang ia buat berikutnya disebut sampah. Ia bertekad membuat film mahakarya dengan menghadirkan berbagai cerita di dalamnya.

Kim Yeol baru menyelesaikan syuting film terbarunya. Suatu hari, ia bermimpi mengenai akhir cerita dari film yang ia buat. Ketika ia bangun, ia memikirkan harus merealisasi mimpi tersebut karena ia menganggap mimpi itu sebagai sinyal bahwa filmnya akan bagus dengan ending seperti itu.

>

Ternyata melakukan syuting tidak semudah itu. Kepala rumah produksi, Baek (Jang Young Nam) menolak ide syuting ulang Kim Yeol karena mereka membutuhkan biaya. Kim kemudian meminta Mido (Jeon Yeo Been), keponakan Baek untuk mengizinkan syuting ulang dalam dua hari ke depan.

Mido yang setuju dan mendukung Kim juga menghubungi pihak lembaga sensor dan mereka mendapat penolakan lantaran akhir cerita itu tidak sejalan dengan pemikiran pemerintah. Kim Yeol bertekad untuk tetap melakukan syuting ulang dengan meminta produksi dijalankan secara diam-diam.

Konflik tidak hanya berhenti di situ. Para aktor juga memiliki konflik antara satu sama lain dan membuat proses produksi semakin penuh intrik. Apakah sutradara Kim bisa melakukan syuting ulang agar filmnya bisa diterima publik?

Film Cobweb menghadirkan dua sisi baik dari adegan film maupun kejadian nyata yang dialami Kim dengan membedakan warna. Alhasil, penonton juga bisa melihat hasil film yang direkam sutradara Kim dan mengetahui prosesnya.

Karena berlatar tahun ‘70-an, produksi film dibuat dengan penyutradaraan yang masih terlihat kuno, misalnya pengambilan adegan close-up, one take, hingga penggunaan efek api atau hujan untuk menghidupkan adegan.

Filmnya menghibur meski narasinya yang dibangun terkesan dipanjangkan. Ada beberapa sub-plot yang membuat durasi Cobweb terlalu panjang. Terutama ketika ada plot baru di pertengahan cerita juga menimbulkan misteri baru.

Krystal Jung - Im Soo Jung (Barunson E&A)

Cobweb menjadi wadah Kim Jee Won dalam menuangkan berbagai genre di dalamnya, mulai dari komedi, satir, hingga romansa terasa sangat digarap dengan baik dalam film ini.

Faktor itu juga didukung dengan para ensembel pemain yang menunjukkan porsi terbaik mereka, mulai dari Song Kang Ho, Im Soo Jung, Oh Jung Se, Jeon Yeo Been, dan Krystal Jung. Namun, bisa dibilang akting Jeon Yeo Been, Song Kang Ho, dan Krystal Jung yang paling menarik perhatian.

Oh Jung Se (Barunson E&A)

Melalui film ini, penonton jadi mengetahui bagaimana perjuangan seorang sutradara dalam membuat film di era ‘70-an. Selain berfokus dengan cerita, mereka juga mendapat pengawasan dari pihak sensor sehingga ide liar mereka tidak selalu bisa direalisasikan dengan mudah.

Film meta-commentary ini menjadi salah satu tontonan yang segar dan menyenangkan. Namun perlu diketahui bahwa film Cobweb karya Kim Jee Won tidak memiliki korelasi dengan film Cobweb asal Amerika Serikat yang tayang di tahun ini.

Film Cobweb sedang tayang di bioskop Indonesia dengan rating 17+.