Soroti Kecelakaan KA Argo Semeru, DPR Sentil Kurangnya Persiapan Hadapi Kemarau Panjang

JAKARTA - Komisi V DPR RI menduga kurangnya pengawasan infrastruktur bisa menjadi pemicu kecelakaan Kereta Api (KA) Argo Semeru di Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta yang keluar dari rel dan ditabrak KA Argo Wilis.

"Ini adalah pengingat bagi Pemerintah dan PT KAI sebagai penyedia layanan tentang pentingnya perawatan infrastruktur pada sistem perkeretaapian kita demi keselamatan masyarakat,” kata Wakil Ketua Komisi V DPR Andi Iwan Darmawan Aras, Jumat 20 Oktober.

Kecelakaan KA Argo Semeru dan KA Argo Wilis pada Selasa (17/10) menyebabkan 31 penumpang kereta mengalami luka-luka. Kecelakaan tersebut juga membuat banyak calon penumpang kereta membatalkan pembelian tiket rencana perjalanannya.

Menurut pihak kepolisian, pemicu anjloknya KA Argo Semeru yang berujung ditabrak KA Argo Wilis diduga karena bantalan rel kereta api yang erosi. Akibatnya KA Argo Semeru relasi Surabaya Gubeng-Gambir Jakarta itu menjadi miring hingga mengalami anjlok karena salah satu gerbong keretanya tergelincir keluar dari rel.

PT KAI masih terus melakukan investigasi penyebab kecelakaan bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Hasil sementara, kemungkinan penyebab kecelakaan adalah karena efek panas terik yang membuat rel memuai.

Iwan Aras pun menyentil PT KAI yang kurang mengantisipasi cuaca panas. Sebagai operator, PT KAI seharusnya melakukan penanganan ekstra dengan adanya fenomena kemarau panjang.

“Harusnya kan diantisipasi. Sudah tahu kita menghadapi kemarau berkepanjangan dampak El Nino, mestinya perawatan dilakukan secara lebih dari biasanya. Karena suhu panas menyengat seperti saat ini bisa membuat rel memuai sehingga rawan kecelakaan,” paparnya.

Tak hanya PT KAI, Iwan juga menyinggung peran Kemenhub, khususnya Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Pemerintah diingatkan untuk melakukan ekstra pengawasan terhadap sistem infrastruktur semua moda transportasi agar tetap aman di segala musim.

"Kurang maksimalnya pengawasan biasanya membuat lengah pihak operator. Padahal kondisi kita tidak sedang baik-baik saja,” ungkap Iwan Aras.

“Cuaca ekstrem akibat perubahan iklim melanda semua negara di dunia, maka semua sektor yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat harus bersiap,” imbuhnya.

Iwan mengingatkan, masyarakat menaruh kepercayaan keselamatan hidup mereka kepada Pemerintah dan penyedia layanan transportasi saat melakukan perjalanan. Kepercayaan yang telah diberikan masyarakat itu harus dijaga selalu.

Ditambahkannya, PT KAI dan Kemenhub pun dinilai harus memiliki investasi yang tepat pada unsur pemeliharaan semua infrastruktur perkeretaapian, termasuk terhadap rel yang merupakan jalan khusus untuk kereta api. Meski belum ada hasil resmi penyebab kecelakaan, Iwan mengatakan evaluasi harus dilakukan secara cepat.

"Banyak penyebab bisa terjadi yang mengakibatkan kecelakaan ini. Tapi yang pasti harus ada evaluasi terhadap jalur-jalur rel kereta api jarak jauh agar jangan sampai terjadi lagi insiden seperti kemarin,” tuturnya.

Iwan menilai, tindak lanjut dari PT KAI dan Kemenhub ditunggu oleh publik. Langkah perbaikan juga akan mengembalikan kepercayaan dari masyarakat pada moda transportasi kereta api.

“Dan tentunya untuk memberikan kenyamanan serta jaminan keselamatan bagi masyarakat yang memilih kereta api sebagai moda transportasi perjalanan mereka,” sebut Iwan Aras.