3 Negara yang Gagal Bangun Kereta Cepat, Berakhir Mangkrak Meski Infrastruktur Sudah Dibangun
YOGYAKARTA - High Speed Rail Jakarta-Bandung menjadi kereta cepat pertama di Asia Tenggara. Beberapa negara juga sudah mulai melakukan pembangunan kereta cepat, namun sayangnya proyeknya harus mangkrak karena beberapa faktor. Lantas mana saja negara yang gagal bangun kereta cepat?
Pembangunan kereta cepat merupakan proyek besar yang membutuhkan biaya tinggi dan proses pengerjaan yang panjang. Pengerjaan proyek kereta cepat di Indonesia sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 2008 silam. Namun pelaksanaan proyek tersebut sempat terhenti dan tertunda hingga wacananya dimunculkan lagi pada tahun 2015 saat Presiden Jokowi menjabat.
Jika menilik proses pembangunan HSR Jakarta-Bandung, proyek kereta cepat memang rentan mengalami pembengkakan biaya. Selain itu, pengerjaannya yang kompleks dan rumit juga berpotensi membuat proyek jadi tertunda hingga mangkrak. Terbukti ada beberapa negara yang gagal membangun kereta cepat.
Negara yang Gagal Membangun Kereta Cepat
Pembangunan kereta cepat di banyak negara kerap diwarnai dengan polemik, dengan permasalahan umum biaya yang tinggi dan lamanya waktu pengembalian modal. Tanpa adanya perhitungan yang matang, maka proyek kereta cepat justru dapat menimbulkan kerugian.
Sebagaimana yang telah dialami oleh Indonesia dalam membangun kereta cepat Jakarta-Bandung. Proyek ini mengalami pembengkakan biaya yang sangat besar, sehingga membuat APBN tekor karena turut mendanai. Namun pada akhirnya Indonesia sukses merealisasikan kereta cepat dan sebentar lagi masyarakat bisa merasakan manfaatnya.
Sementara itu sejumlah negara justru harus mengubur mimpi memiliki kereta cepat. Berikut ini beberapa negara yang gagal membangun kereta cepat:
Proyek Kereta Cepat Amerika Mangkrak
Meski menjadi negara maju, Amerika Serikat (AS) masih belum berhasil mewujudkan transportasi kereta cepat. Proyek kereta cepat milik AS ini harus mangkrak meski sebagian infrastruktur sudah terlanjur dibuat. Para pejabat yang menangani proyek tersebut mengungkapkan penyebab terhentinya proyek karena pendanaan tidak mencukupi.
Pada tahun 2008, pemerintah negara bagian California menyepakati rencana pembangunan jalur kereta cepat pertama di negeri Paman Sam. Kereta cepat ini ditargetkan bakal menghubungkan Los Angeles dengan Central Valley dan San Franscisco. Namun 15 tahun berselang dan beberapa titik trase sudah dilakukan kontroksi, masih belum ada satu mil pun jalur yang dibangun.
Proyek Kereta Cepat Inggris Dihentikan
Proyek kereta cepat di Inggris juga harus kandas meski pembangunannya sudah dimulai. Rishi Sunak, Perdana Menteri Inggris, mengumumkan keputusan mengakhiri mega proyek kereta cepat fase kedua yang menyambungkan London dengan Manchester dengan jalur membentang sejauh 530 kilometer.
Keputusan menghentikan proyek kereta cepat tersebut menuai polemik di dalam negeri. Masyarakat telah terbagi menjadi dua pihak, ada yang mendukung dan ada pula yang menolak karena proyek tersebut dinilai menguras anggaran. Dalam sebuah pidato, Sunak menilai anggaran jumbo untuk proyek kereta cepat sebaiknya dialihkan untuk proyek transportasi lainnya yang lebih diprioritaskan.
Proyek Kereta Cepat Malaysia Mangkrak
Malaysia juga memilih menghentikan proyek kereta cepat yang direncanakan membentang dari Kuala Lumpur ke Jurong di Singapura. Kedua negara tetangga itu sebenarnya sudah menandatangani perjanjian baru untuk penundaan pembangunan kereta cepat hingga akhir Mei 2020.
Namun Malaysia kemudian membatalkan proyek kereta cepat karena dinilai sangat memberatkan dan membebani keuangan negara. Meski sebagian kecil infrastrukturnya sudah dibangun, pada akhirnya proyek tersebut harus mangkrak. Pemerintah Negeri Jiran enggan memakai uang negara untuk mendanai investasi pembangunan kereta cepat dan kini tengah mencari pihak swasta yang berminat melanjutkan proyek.
Demikianlah ulasan mengenai negara yang gagal membangun kereta cepat untuk meningkatkan layanan transportasi massal. Pembangunan kereta cepat memang menjadi proyek prestisius yang diinginkan oleh banyak negara karena transportasi ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI . Kamu menghadirkan terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.