Perang Israel-Palestina Bikin Harga Bitcoin Cs Terguncang
JAKARTA - Bitcoin dan pasar mata uang kripto secara keseluruhan menghadapi tekanan jual karena ketidakpastian geopolitik dan ketegangan yang meningkat akibat perang terbaru antara Israel dan Palestina. Likuidasi posisi long kontrak berjangka atau futures mencapai lebih dari $100 juta (sekitar Rp1,5 triliun), dan pasar mata uang kripto turun sekitar 2%.
Meski demikian, Bitcoin telah menunjukkan ketahanan yang lebih baik dibandingkan dengan token kripto lainnya. Harganya berkisar di sekitar 27.675 dolar AS (Rp434 jutaan) dengan volatilitas yang terbatas, dan kapitalisasi pasar mencapai 539 miliar dolar AS (Rp8,4 kuadriliun).
Analis di FxPro mengatakan bahwa Bitcoin tetap dalam tren naik, meskipun menghadapi resistensi pada rata-rata pergerakan 200 hari. Mereka mengamati pergerakan harga BTCUSD untuk melihat apakah Bitcoin terkonsolidasi di atas 28.000 dolar AS (Rp439 jutaan), yang dapat membawa kenaikan ke 29.500 dolar AS (Rp463 jutaan).
Namun, di grafik teknis jangka pendek, Bitcoin telah menembus d bawah pola segitiga simetris (symmetrical triangular pattern), dan support berikutnya berada di 26.200 dolar AS . Selain itu, Ethereum (Ether), mata uang kripto terbesar kedua, mengalami penurunan sekitar 3% karena Ethereum Foundation melakukan penjualan ETH senilai 2,7 juta dolar AS (setara Rp42 miliar). Ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan trader kripto, dan dampaknya terlihat di pasar berjangka ETH, di mana para bull Ether mengalami kerugian melebihi 30 juta dolar AS (Rp470 miliar) pada hari Senin.
Baca juga:
Pangsa pasar Bitcoin di pasar mata uang kripto yang lebih luas telah melampaui 50%, meskipun tekanan jual yang melanda pasar. Selama periode yang sama, Bitcoin mengalami penurunan yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan Ether, yang turun sekitar 18% sejak Juni. Selama setahun terakhir, rasio harga dan volume ETH/BTC cenderung menurun, dan Ether telah tampil buruk di pasar luas.
Meskipun kondisi pasar saat ini penuh tantangan, Bitcoin tetap mempertahankan posisinya sebagai aset kripto terdepan dan masih menunjukkan pertumbuhan yang kuat sepanjang tahun ini, dengan peningkatan nilai sebesar 66%. Di sisi lain, Ether mencatat peningkatan sekitar 32%.
Perbedaan ini semakin mencolok setelah Ethereum menjalani perubahan jaringan yang disebut The Merge pada September 2022, yang memicu ketidakpastian di pasar. Peningkatan performa Bitcoin dalam kondisi pasar bearish lebih lanjut memperkuat dominasinya di dunia kripto.