Ratusan Hektare Sawah di Bombana Gagal Panen

KENDARI - Ratusan hektare tanaman padi sawah tadah hujan maupun irigasi di Kecamatan Lantari Jaya, Rarowatu Utara, Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara (Sultra) gagal panen karena sulitnya untuk mendapatkan air akibat kekeringan yang melanda wilayah itu.

Keterangan dari beberapa petani di Desa Tanah Bite Kecamatan Lantari Jaya, menyebutkan dari luas 696 areal padi sawah tadah hujan di wilayah itu, sekitar 300 hektare lebih yang gagal total alias tak mendapatkan hasil apa-apa.

"Tanaman padi tahun ini gagal total (puso), karena usia tanaman padi baru menanjak satu dan dua bulan masuk musim kering. Sehingga tanaman baru akan memulai berbuah tidak lagi ada air hujan, akibatnya alami kekeringan," ujar Undin petani di desa itu dilansir ANTARA, Selasa, 10 Oktober.

Hal senada diungkapkan Anton, yang memiliki areal sawah 1,5 hektare  mengaku masih sempat mendapatkan hasil panen 10 karung gabah, karena lebih awal menanam padi dan masih sempat mendapat air hujan saat itu.

"Produksi panen secara normal rata-rata 5-7 ton per hektare. Namun dengan kemarau panjang yang hanya mengharapkan air dari langit, tahun ini gagal total," ujarnya.

Petugas Penyuluh Pertanian Kecamatan Lantari Jaya, Jamaluddin Usman yang dikonfirmasi terpisah mengatakan kegagalan panen akibat musim kemarau panjang tahun ini hampir merata di wilayah Bombana.

Dari sembilan desa di kecamatan Lantari Jaya, yang alami gagal panen terparah di Desa Tanah Bite karena daerah itu memang sulit untuk mendapatkan air, meskipun sudah dicoba membuat sumur bor tapi lagi-lagi gagal untuk mendapatkan mata air, dan hanya mengharapkan air tadah hujan.

"Kalau di beberapa desa lainnya, masih sempat panen namun produksi bervariasi. Ada yang masih panen di atas 5-6 ton karena selain musim tanam nya lebih cepat, juga dibantu dengan sumur pompa yang ada di beberapa titik di wilayah itu," ujarnya.

Jamaluddin mengatakan, kegagalan panen bagi petani sawah versi pertanian adalah bila hanya mendapatkan hasil produksi di bawah 20 persen dari produksi normal.

"Jadi petani yang hanya mendapatkan padi (gabah) 10-15 karung per hektare itu sudah dikategorikan gagal panen," ujarnya.