Bakal Dipersunting Buffon, Si Cantik Ilaria D'Amico: Saya Tak Pernah Berpikir Bisa Jatuh Cinta dengannya
JAKARTA - Gianluigi Buffon dikabarkan bakal menikahi tunangannya, Ilaria D'Amico, pada musim panas mendatang.
Kiper legendaris Italia itu menjalin hubungan dengan D'Amico sejak tahun 2014. Keduanya kemudian bertunangan pada tiga tahun kemudian.
Lantas siapa Ilaria D'Amico? Wanita satu ini merupakan presenter asal Italia. Awalnya dia menjalankan karier sebagai pengacara.
D'Amico kemudian memasuki dunia media. Dia bekerja sebagai presenter dan komentator di Sky Sports Italia sebelum akhirnya meninggalkannya pada tahun 2018.
Selama beberapa tahun terakhir, Ilaria terus aktif di industri hiburan dan bahkan memiliki acara talk show yang disebut "What's New."
Selain itu, wanita berusia 50 tahun ini juga memiliki pengalaman sebagai seorang aktris. Dia juga berperan sebagai dirinya sendiri dalam sebuah film komedi Italia pada tahun 2008.
Pada masa lalu, Ilaria juga muncul bersama Buffon dalam seri dokumenter "All or Nothing: Juventus" di Amazon Prime, sebelum Buffon meninggalkan klub tersebut dua tahun lalu.
Ilaria memiliki popularitas di media sosial, dengan lebih dari 55.000 pengikut di Instagram, di mana ia berbagi cerita dan foto-foto dari pekerjaannya, serta foto-foto bersama keluarganya dan penampilan glamornya di karpet merah.
Baca juga:
Hubungan Ilaria dengan Buffon sudah hampir berjalan satu dekade lamanya, dimulai setelah mantan kiper ini berpisah dari istri sebelumnya. Buffon sebelumnya menikah dengan model asal Ceko, Alena Seredova, selama tiga tahun sebelum berpisah pada tahun 2014.
Kini, Buffon dan Ilaria telah memiliki seorang anak yang sering tampil dalam foto-foto keluarga yang dibagikan di Instagram.
Namun, Ilaria mengakui awalnya ia tidak pernah membayangkan bisa jatuh cinta kepada Buffon. Ketika ditanya apakah ia membayangkan kehidupan mereka bersama saat pertama kali bertemu dengannya, Ilaria berkata, "Tidak, pertama-tama karena saya tidak pernah membayangkan bahwa saya bisa jatuh cinta padanya."
"Saya agak berprasangka jelek, saya berpikir dengan bodoh tentang peran-peran mereka: pemain sepak bola dan jurnalis yang meliput olahraga. Kemudian, pada sebuah acara amal, saya mulai berbicara dengannya dengan mendalam dan segalanya berjalan dengan sangat cepat."
"Semuanya terjadi dengan alami, kami berada dalam momen emosional yang sama, dengan kebutuhan besar untuk saling mendengarkan mengenai krisis yang pernah kami alami, kesendirian yang telah kami lewati. Setelah sebulan, rasanya seolah-olah kami sudah mengenal satu sama lain selama bertahun-tahun, dan proyek-proyek datang dengan sendirinya. Kami segera merasa ingin menggabungkan dua dunia kami, untuk menyatukan potongan-potongan itu," lanjutnya.