Pemkab Aceh Timur Telusuri Kasus Warga Banda Alam Keracunan Gas
BANDA ACEH - Pemerintah Aceh melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Aceh mendalami kasus belasan warga Aceh Timur yang diduga keracunan gas hingga terpaksa dilarikan ke rumah sakit setempat.
"Kami dapat laporan dari LHK Aceh Timur, dan tim saya sudah berangkat bergabung dengan LHK Aceh Timur untuk mendalaminya," kata Kepala DLHK Aceh A Hanan dilansir ANTARA, Selasa, 26 September.
Sebelumnya, belasan warga Gampong Panton Rayeuk T Kecamatan Banda Alam Kabupaten Aceh Timur dilarikan ke IGD Puskesmas setempat karena diduga mengalami keracunan gas, Minggu (25/9). Dan telah dirujuk ke RS Zubir Mahmud Idi.
Masyarakat setempat keracunan diduga akibat adanya kebocoran gas dari perusahaan yang bergerak di bidang Migas PT Medco E&P Malaka yang beroperasi di wilayah Aceh Timur.
A Hanan menyampaikan, terkait permasalahan tersebut pihaknya sudah mengkonfirmasi ESDM dan sudah membuat laporan ke Asisten II Setda Provinsi Aceh.
"Untuk kemungkinan rapat dengan mengundang LHK Aceh Timur, BPMA, ESDM, PT Medco," kata A Hanan.
Untuk diketahui, keracunan dengan dugaan yang sama bukan pertama kali terjadi wilayah lingkar tambang tersebut. Ratusan warga juga mengungsi akibat bau busuk yang diduga akibat pencucian sumur gas perusahaan migas di daerah tersebut.
Baca juga:
- Kapolri Copot Kapolres Dairi AKBP Reinhard Nainggolan Buntut Aniaya Dua Anggota, Dipindah ke Yanma
- Pomdam: Praka RM dkk 14 Kali Memeras dan Aniaya Pedagang Obat Ilegal
- Irjen Ahmad Haydar Pensiun, Kapolri Tunjuk Irjen Achmad Kartiko Jadi Kapolda Aceh
- Rampung Pemeriksaan, Cupi Cupita Klaim Tak Tahu Promosikan Judi Online
Terkait hal ini, PT Medco E&P Malaka menyatakan sedang menindaklanjuti laporan warga terkait dugaan mencium bau di sekitar area operasi hingga menyebabkan warga keracunan gas.
VP Relations & Security PT Medco E&P Malaka Arif Rinaldi mengatakan perusahaan bergerak cepat dan berkoordinasi dengan instansi kesehatan setempat untuk memastikan warga mendapatkan perawatan dan penanganan medis secara intensif.
"Sebagian warga sudah diperbolehkan pulang. Perusahaan juga telah menurunkan tim kesehatan, keselamatan kerja dan lindung lingkungan ke lokasi kejadian serta memberikan penanganan kesehatan kepada warga," kata Arif Rinaldi.