BEI, Bursa Malaysia dan Thailand MoU untuk Menghubungkan Ekosistem ESG
JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Bursa Malaysia Berhad, dan Stock Exchange of Thailand (SET) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) sebagai upaya menghubungkan ekosistem lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Hal ini untuk meningkatkan nilai bisnis dan pembangunan berkelanjutan di kawasan ASEAN.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan MoU ini mencerminkan visi bersama untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi pasar modal di kawasan ASEAN.
“Kami berharap dapat bekerja sama dengan Bursa Malaysia dan SET dalam mengembangkan solusi inovatif yang bermanfaat bagi para pemangku kepentingan kami, dan berkontribusi pada pengembangan perusahaan yang tangguh dan bertanggung jawab,” ujar Iman ujarnya mengutip Antara, Selasa, 19 September.
Dalam kesempatan yang sama, Chief Executive Officer (CEO) Bursa Malaysia Datuk Muhamad Umar Swift mengatakan MoU ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama lintas batas dan memanfaatkan peluang dalam menyelaraskan langkah-langkah ESG dan infrastruktur ESG untuk meningkatkan praktik bisnis berkelanjutan di ASEAN.
“MoU ini menjadi landasan bagi kolaborasi serupa dengan bursa-bursa lain yang berkepentingan di Asia, dan menjadi landasan yang kuat untuk melibatkan mitra-mitra dari negara-negara Utara,” ujar Umar.
Sementara itu, Presiden SET Pakorn Peetathawatchai mengatakan kolaborasi ini memungkinkan untuk bersama-sama menciptakan ekosistem ESG yang saling terhubung, mendukung integrasi pasar ASEAN sebagai asset-class untuk menarik investor internasional.
“Selain itu, untuk memberikan peluang untuk berbagi pengetahuan, memungkinkan untuk memanfaatkan kekuatan satu sama lain demi menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi pasar kita,” ujar Peetathawatchai.
Baca juga:
Ketiga bursa akan menjajaki berbagai inisiatif, di antaranya mengidentifikasi komponen-komponen penting infrastruktur ESG untuk mendukung perusahaan dalam mengupayakan dekarbonisasi dan keberlanjutan di seluruh rantai pasokan mereka.
Kemudian, membangun lingkungan “sandbox” yang dirancang untuk memfasilitasi perdagangan, dan menciptakan peluang bisnis baru bagi perusahaan dan rantai pasokan mereka, termasuk usaha kecil dan menengah.
Selanjutnya, memanfaatkan keahlian dalam praktik ESG melalui lokakarya, sesi pelatihan, dan program berbagi pengetahuan untuk mendukung peningkatan ekosistem ESG.