WNI Kru Kapal World Dream Diobservasi di Bekas Lokasi Rehabilitasi Narkoba
JAKARTA - Sebanyak 118 warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi kru kapal World Dream akan dijemput pulang ke Indonesia. Nantinya mereka juga akan menjalani masa observasi untuk memastikan tidak adanya WNI yang terkena wabah virus corona atau Covid-19.
Pemerintah RI menempatkan WNI yang akan diobservasi selama 14 hari di Pulau Sebaru Kecil. Pulau yang terletak di Kepulauan Seribu ini merupakan bekas lokasi rehabilitasi narkoba.
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy tak mau mengulang penolakan warga atas kehadiran WNI yang sebelumnya pernah diobservasi di Pulau Natuna.
Baca juga:
Oleh karenanya, Pulau Sebaru Kecil menjadi pilihan tepat. Selain karena pulau tersebut tak berpenghuni, pulau lain yang berada di sekelilingnya juga tak berpenghuni.
"Dulunya pulau ini adalah tempat rehabilitasi narkoba. Fasilitasnya lengkap, ada AC-nya juga sama seperti waktu observasi di Natuna dan kita akan pastikan mereka nyaman", kata Menko PMK Muhadjir Effendy di Jakarta, Senin, 24 Februari.
Muhadjir bilang, kapal pengangkut WNI yang akan diobservasi sudah menuju ke laut, sekitar wilayah Riau. Evakuasi 188 WNI dilakukan dengan cara transfer (boat to boat) dari Kapal World Dream ke Kapal Rumah Sakit dr. Soeharso milik TNI.
"Estimasi pemindahan boat to boat akan dilakukan pada tanggal 26 Februari jam 10.00 di Selat Durian dan akan tiba di Pulau Sebaru Kecil 28 Februari sekitar pukul 09.00 WIB," ungkap dia.
Ia melanjutkan, observasi di Pulau Sebaru Kecil dilakukan mengikuti metode dari WHO. Prosedurnya sama seperti dilakukan saat observasi WNI dari Wuhan, Tiongkok, di Pulau Natuna, Kepulauan Riau, beberapa waktu lalu, yakni selama 14 hari.
Tim gabungan yang sudah berpengalaman dan terlatih melakukan observasi di Natuna akan kembali ditugaskan untuk menangani observasi di Pulau Sebaru Kecil.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menambahkan, pemerintah akan fokus mengevakuasi WNI di kapal pesiar World Dream terlebih dahulu karena risikonya paling kecil.
"Kita baru konsentrasi semua untuk World Dream karena itu yang sudah paling dekat dengan kita. Arahan Presiden semua harus dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian. Beberapa skenario juga sudah kita siapkan, semoga semua bisa berjalan dengan baik," tutur Terawan.
Sembari itu, pemerintah pusat masih mencari cara untuk mengevakuasi 74 WNI lain yang berada di kapal pesiar Diamond Princess di Pelabuhan Yokohama, Jepang. Hingga kini, pemerintah Indonesia masih berkomunikasi dengan otoritas pemerintah Jepang terkait proses pemulangan WNI tersebut.
Terawan bilang, pemerintah Indonesia tidak mau tergesa-gesa ketika melaksanakan evakuasi. Mengingat, 264 juta jiwa penduduk Indonesia mesti diselamatkan dari wabah virus Covid-19, di samping tetap memberikan perhatian kepada WNI yang ada di Jepang.
"Kita hati-hati. Negara kita sangat berhati-hati dan mengikuti kaidah-kaidah apa yang sudah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan itu akan kita lakukan dengan tertib dan ketat," ungkap Terawan.
Sebagai informasi, kapal Diamond Princess telah menjalani proses karantina usai sejumlah penumpang maupun awaknya positif terinfeksi virus Covid-19, termasuk sembilan WNI dari Indonesia.
Kesembilan WNI tersebut kini sedang menjalani perawatan di rumah sakit di Jepang. Selain sembilan orang tersebut, ada sejumlah WNI lainnya yang masih berada di kapal pesiar Diamond Princess.