Banjir Landa Kota Pesisir Libya: 1.000 Jenazah Ditemukan, 10.000 Orang Dikhawatirkan Hilang

JAKARTA - Sekitar seperempat Kota Derna di Libya timur hancur akibat bendungan jebol diterjang badai, kata pemerintah di wilayah tersebut pada Hari Selasa, sedangkan Palang Merah mengatakan 10.000 orang dikhawatirkan akibat banjir.

Sementara itu, sekitar 1.000 jenazah telah ditemukan di Kota Derna, dengan para pejabat memperkirakan jumlah korban tewas akan jauh lebih tinggi, setelah Badai Daniel melanda Mediterania menyapu kawasan tersebut.

"Saya kembali dari Derna. Ini sangat berbahaya. Mayat-mayat tergeletak di mana-mana, di laut, di lembah, di bawah bangunan," ujar Menteri Penerbangan Sipil dan anggota komite darurat di pemerintahan yang mengendalikan wilayah timur Hichem Abu Chkiouat kepada Reuters melalui telepon, seperti dilansir 12 September.

"Jumlah jenazah yang ditemukan di Derna lebih dari 1.000. Saya tidak melebih-lebihkan ketika saya mengatakan 25 persen kota telah hilang. Banyak sekali bangunan yang runtuh," sambungnya.

Abu Chkiouat kemudian mengatakan kepada Al Jazeera, dia memperkirakan jumlah korban tewas di seluruh negeri akan mencapai lebih dari 2.500 orang, karena jumlah orang hilang terus meningkat.

"Kami dapat mengkonfirmasi dari sumber informasi independen kami, jumlah orang hilang sejauh ini mencapai 10.000 orang," kata Tamer Ramadan, ketua delegasi Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) kepada wartawan di Jenewa melalui tautan video dari Tunisia.

Sebuah video menunjukkan arus deras mengalir melalui pusat Kota Derna setelah bendungan jebol. Bangunan-bangunan yang hancur berdiri di kedua sisi.

Video lain yang dibagikan di Facebook, yang tidak dapat diverifikasi secara independen oleh Reuters, memperlihatkan puluhan mayat ditutupi selimut di trotoar.

Diketahui, Libya secara politik terbagi antara timur dan barat. Layanan publik telah hancur sejak pemberontakan yang didukung NATO pada tahun 2011 dan memicu konflik bertahun-tahun.

Pemerintah yang diakui secara internasional di Tripoli tidak menguasai wilayah timur, tetapi telah mengirimkan bantuan ke Derna. Sementara itu, konvoi bantuan dan tim pertolongan sedang menuju ke kota tersebut.

Sedangkan negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat, juga menyatakan akan membantu.