Realisasi Investasi Capai 48,5 Persen, UNCTAD Sebut Indonesia Berada di Posisi ke-17 Dunia

JAKARTA - Kementerian Investasi/Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, realisasi investasi mencapai Rp678,7 triliun atau sebesar 48,5 persen dari total target tahun 2023 yang telah ditentukan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi), yakni sebesar Rp1.400 triliun. Dengan begitu, investasi ini menciptakan 850 ribu lapangan kerja.

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi (BKPM) Nurul Ichwan mengatakan, Indonesia berada di posisi ke-17 di dunia berdasarkan World Investment Report 2023 oleh United Nation Conference on Trade and Development (UNCTAD).

"Kami menyiapkan peta jalan industri hilir yang mencakup 21 komoditas potensial, termasuk migas, mineral, perkebunan, dan perikanan. Larangan ekspor bijih nikel pada 2020 (juga) telah mendorong investasi di smelter dan mendorong ekspor baja menjadi material yang terus dikembangkan, bahkan sampai ke material baterai," kata Ichwan dalam Acara bertajuk “Become a Navigator of Shifting Strategies in Volatile International Markets” di Jakarta, dikutip Minggu, 10 September.

Ichwan menyebut, bahwa pemerintah telah meletakkan enam strategi utama transformasi ekonomi yang mencakup ekonomi hijau dan rendah karbon.

Adapun Indonesia baru saja meningkatkan target dekarbonisasi pada 2030 dari 29 persen menjadi 31,8 persen dengan kemampuan sendiri atau dari 41 persen menjadi 43,2 persen dengan dukungan internasional.

"Hal ini menunjukkan komitmen kuat dari pemerintah terhadap isu perubahan iklim dan transisi energi," ujarnya.

Di sisi lain, kata Ichwan, Indonesia juga telah menetapkan peta jalan menuju nol emisi karbon pada 2060. Pada 2030, pemerintah menargetkan 42 persen energi baru dan terbarukan (EBT) serta pemanfaatan dua juta mobil listrik dan 13 juta sepeda motor listrik.

"Keberlanjutan bukan lagi pilihan, tetapi keharusan dalam pengembangan bisnis masa kini dan masa yang akan datang," ucap dia.

Ichwan juga menyebut, saat ini pemerintah berfokus pada sektor-sektor prioritas, termasuk industri hilir yang memberi nilai tambah terhadap sumber daya alam.

Sementara itu, Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengatakan, bahwa naiknya jumlah investor beserta meningkatnya kesadaran terhadap kredibilitas perusahaan merupakan hasil dari literasi keuangan dan sosialisasi pasar modal yang gencar dilaksanakan pihak otoritas bursa dan anggota.

"Para investor dan trader juga menjadi semakin sadar atau aware tentang apa yang terjadi pada pasar keuangan global dan semakin kritis serta mampu menyikapinya, terlebih dalam kapasitas manajemen portofolio dan risiko yang bijak," tuturnya.