3 SMP di Cianjur Terdampak Gempa 2022 Masih Belajar Mengajar di Tenda
CIANJUR - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur mencatat tiga SMP masih menggelar kegiatan belajar mengajar di dalam tenda.
Kepala Bidang SMP Disdikpora Kabupaten Cianjur, Helmi Halimudin mengatakan, dari 30 SMP yang rusak akibat gempa tahun 2022, sebanyak 26 SMP sudah kembali belajar di dalam kelas.
"SMPN 1 Cugenang, SMPN 3 Cianjur, dan SMPN 5 Cianjur yang masih dalam proses pembangunan sehingga sekitar 1.000 siswa masih belajar dalam tenda. Untuk sekolah lainnya sudah tuntas tinggal menunggu serah terima dari Kementerian PUPR," katanya di Cianjur, Senin 4 September, disitat Antara.
Sebanyak 26 SMP tersebut tinggal menunggu penyerahan dari Kementerian PUPR. Sedangkan 3 SMP yang masih belajar mengajar di tenda masih dalam proses pembangunan.
Sambil menunggu penyerahan sekitar 26 sekolah SMP yang sudah tuntas pembangunannya 100 persen, dapat digunakan proses belajar mengajar secara normal dalam kelas, sehingga tidak ada lagi siswa yang belajar di dalam tenda.
Sedangkan untuk tiga SMP yang belum tuntas pembangunannya, ungkap Helmi, pihaknya meminta kepala sekolah meminta pihak Kementerian PUPR menyelesaikan minimal 10 ruang kelas untuk sekolah yang besar agar siswa tidak belajar di dalam tenda.
"Kami dari dinas juga meminta pihak pelaksana pembangunan menuntaskan ruang kelas terlebih dahulu agar tidak ada lagi siswa yang belajar di dalam tenda dengan harapan dua bulan ke depan pembangunan sekolah yang rusak akibat gempa tuntas seluruhnya," kata Helmi.
Baca juga:
- Menlu Retno: Mata Rakyat Tertuju pada Kita untuk Membuktikan ASEAN Masih Penting dan Dapat Berkontribusi
- Sudah Move On, AHY Ucapkan Selamat ke Anies-Cak Imin: Semoga Sukses!
- Mardani Maming Dieksekusi ke Lapas Sukamiskin Jalani Hukuman 12 Tahun Penjara
- Polda Metro Bakal Panggil Pelapor-Saksi Kasus Wine 'Halal' Nabidz
Dia menjelaskan pembangunan ruang penunjang seperti perpustakaan, laboratorium, tata usaha, ruang kepala sekolah dan guru dapat di akhir setelah seluruh ruang kelas yang dibutuhkan masing-masing sekolah dapat digunakan proses belajar mengajar.
Namun, pihaknya tidak dapat menargetkan pembangunan dapat tuntas dengan cepat, dan hanya bisa meminta pihak pelaksana dapat sesegera mungkin menuntaskan pembangunan hingga 100 persen dengan mendahulukan pembangunan ruang kelas.
"Kalau pembangunan kelas beres, anak didik tidak akan terganggu dan dapat menjalani proses belajar mengajar dengan tenang. Nanti tinggal dibereskan bangunan penunjang lainnya, karena sebentar lagi masuk musim hujan kasihan kalau mereka masih di tenda," tandasnya.