Mendag Zulhas Berharap UAE Jadi Hub untuk Masuk ke Pasar Timur Tengah
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan berharap Indonesia dapat terus meningkatkan perdagangan dengan Uni Emirat Arab (UEA). Saat ini, kata dia, Indonesia sudah memiliki perjanjian komperhensif berupa Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUEA CEPA).
Hal ini disampaikan Mendag Zulhas dalam pertemuan Bilateral antara Indonesia dengan Uni Emirat di hadapan Menteri Negara Urusan Perdagangan Luar Negeri PEA Thani Bin Ahmed Al Zeyoudi.
Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan mengatakan pemerintah juga telah menerbitkan lima Peraturan teknis terkait guna implementasi IUAE CEPA yaitu Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tentang Penetapan Tarif Bea Masuk, PMK tentang Tata Cara Pengenaan Tarif Bea Masuk atas Barang Impor, dan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 28 Tahun 2023 tentang Ketentuan Asal Barang dan Ketentuan Penerbitan Surat Keterangan Asal untuk Barang Asal Indonesia.
Selain itu, Permendag Nomor 29 Tahun 2023 tentang Kebijakan Penerapan Kuota Tingkat Tarif (Tariff Rate Quota) Untuk Impor Barang Tertentu dan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 22 Tahun 2023 tentang Pemanfaatan Kuota Tingkat Tarif untuk Impor Bahan Baku Plastik Tertentu.
“Karena itu kita berharap ini perdagangan kita dengan UAE bisa meningkat dan UAE kitaharapkan jadi Hub kita untuk masuk ke Timur Tengah ke Arab Saudi ke negara-negara timur tengah lainnya,” tutunya, di Jakarta, Minggu, 3 September.
Baca juga:
Pada pertemuan tersebut, Mendag Zulkifli Hasan juga mengusulkan agar segera dilaksanakan pertemuan Komite Bersama (JCM) di tingkat Pejabat Senior dan Komite tertentu (Komite Perdagangan Barang dan Komite Ekonomi Islam) antar-kedua negara. Tujuannya agar implementasi IUAE CEPA berjalan lancar.
“Dengan implementasi IUEA CEPA yang baru berlaku, ada sejumlah isu teknis perlu segera diselesaikan kedua negara. Untuk itu, Indonesia mengusulkan kepada PEA agar segera dilaksanakan pertemuan Komite Bersama (JCM) di tingkat Pejabat Senior dan Komite tertentu (Komite Perdagangan Barang dan Komite Ekonomi Islam) antar-kedua negara untuk menyelesaikan isu teknis guna menjamin kelancaran implementasi persetujuan,” katanya.
Zulhas juga menyampaikan, Indonesia terus berupaya untuk mengimplementasikan hasil Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-12 Badan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
“Saya mendukung suksesnya penyelenggaraan Konferensi Tingkat Menteri ke-13 WTO (Ministerial Conference) yang akan dilaksanakan pada Februari 2024 di Abu Dhabi,” jelasnya.