63 Orang Tewas Akibat Kebakaran di Pusat Bisnis Johannesburg Afrika Selatan
JAKARTA - Sedikitnya 63 orang tewas dan 43 lainnya luka-luka akibat kebakaran di distrik pusat bisnis Johannesburg, Afrika Selatan pada Hari Kamis, kata pemerintah kota.
Upaya pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung, kata pemerintah kota dalam unggahan di Twitter.
"Layanan Manajemen Darurat Kota Johannesburg dapat mengonfirmasi bahwa jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 63 orang," kata pemerintah kota, melansir Reuters 31 Agustus.
Petugas pemadam kebakaran dan kendaraan darurat berada di tempat kejadian, sementara mayat-mayat tergeletak dengan selimut darurat di sebuah jalan di dekat lokasi kebakaran dini hari itu,.
Media mengatakan api melalap sebuah bangunan berlantai lima yang telah ditinggalkan pada satu tahap, namun ditinggali banyak orang. Tidak segera jelas apa yang menyebabkan kebakaran tersebut.
Pihak berwenang mengatakan sebagian besar api telah padam, namun asap masih keluar dari jendela gedung yang menghitam di pusat kota.
Sementara itu, juru bicara layanan darurat Robert Mulaudzi mengatakan, jumlah korban tewas bisa bertambah. Meski tim telah menemukan puluhan jenazah, mungkin masih ada beberapa orang yang masih terjebak di dalam gedung yang terbakar.
"Selama 20 tahun mengabdi, saya belum pernah menemukan hal seperti ini," kata Mulaudzi seperti mengutip The National News.
Baca juga:
- Minggu Lalu Diminta Setop oleh China, Pekan Ini AS Malah Setujui Bantuan Militer ke Taiwan Melalui 'Jalur Resmi'
- Polisi Israel Tembak Mati Remaja Palestina Berusia 14 yang Dituduh Melakukan Penusukan di Stasiun Yerusalem
- Badai Idalia Terjang Florida: 500 Ribu Pelanggan Kehilangan Aliran Listrik, Banjir Genangi Jalan dan Permukiman
- Kudeta Militer Gabon: Presiden Ali Bongo Ditahan, Mantan Kepala Paspampres Ditunjuk Pimpin Transisi
Mulaudzi mengatakan para tunawisma pindah ke gedung tersebut tanpa perjanjian sewa formal. Katanya, hal itu menyulitkan penggeledahan gedung. Adapun saksi memperkirakan ada sebanyak 200 orang yang tinggal di gedung tersebut.
Diketahui, pendudukan ilegal terhadap gedung-gedung bekas di pusat kota tersebar luas. Banyak yang dikatakan berada di bawah kendali sindikat kriminal yang memungut uang sewa dari penghuninya.