Raup DPK Rp1.245 Triliun, Bos BRI Beberkan Strategi Kunci

JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) senilai Rp1.245,12 triliun.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, penopang utama pertumbuhan DPK BRI bersumber pada dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) yang tercatat tumbuh 10,13 persen yoy menjadi Rp815,42 triliun.

Kemudian porsi CASA yang terdiri dari giro dan tabungan BRI juga terus meningkat, dari semulai 65,12 persen pada triwulan II 2022 menjadi 65,49 persen pada triwulan II 2023.

“BRI memiliki 2 strategi utama untuk mendorong penghimpunan CASA ke depan, yakni fokus pada retensi dan akuisisi. Untuk retensi, strategi BRI akan difokuskan pada transaksi digital, mengoptimalkan value chain nasabah wholesale, serta menggunakan big data untuk memaksimalkan peluang dari nasabah. Sedangkan untuk akuisisi, BRI akan menargetkan ekosistem bisnis serta merchant," beber Sunarso dalam konferensi pers secara daring, Rabu, 30 Agustus.

Sementara dari sisi operasional, business process reengineering yang dilakukan BRI juga meningkatkan efisiensi dalam operasional bisnis BRI.

Hal tersebut tercermin dari rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Rasio Biaya terhadap Pendapatan (CIR) yang tercatat membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Rasio BOPO membaik dari semula 69,56 persen menjadi 67,71 persen dan CIR membaik dari semula 44,30 persen menjadi 41,79 persen.

Sunarso menyebut, rasio efisiensi BRI yang terus membaik tak lepas dari transformasi digital yang terus dijalankan.

BRI sendiri terus mengembangkan area digital melalui 3 fokus yakni Digitizing Core, Digital Ecosystem serta New Digital Proposition.

"Dan transformasi digital yang dilakukan oleh BRI tidak hanya memberikan dampak dari sisi efisiensi namun juga memberikan dampak signifikan terhadap pencapaian fee-based income perseroan. Di mana fee-based income konsolidasian BRI tercatat tumbuh 9,14 persen yoy menjadi senilai Rp10,22 triliun," urainya.

Hingga akhir Triwulan II 2023, likuiditas dan permodalan BRI pun berada di level yang memadai.

Hal tersebut tercermin dari rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank sebesar 87,26 persen dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 26,65 persen.

“Ditopang oleh likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat tersebut, BRI optimistis akan mampu mendorong menggerakkan perekonomian nasional melalui pembiayaan dan pemberdayaan UMKM,” pungkas Sunarso.