Bantah Pintu LRT Jabodebek Terlalu Pendek, Kemenhub: Itu Standar

JAKARTA - Ramai di media sosial Twitter, cuitan seorang pengguna LRT Jabodebek mengenai pintu moda transpotasi ini yang dinilai terlalu pendek. Sehingga, pengguna yang memiliki tinggi 180 cm harus menunduk ketika masuk dan keluar kereta.

Keluhan ini diunggah oleh akun Twirtter dengan nama @gerbongbagasi. Dalam unggahnya, ia menilai mobilitas pengguna jasa transpotasi publik terhambat dengan ukuran tinggi pintu kereta yang terlalu pendek.

“Kesan pertama naik kereta LRT Jabodebek saat uji coba. Mohon maaf ini pintu keretanya pendek dan tidak ramah untuk orang setinggi 180 cm. Masuk-keluar kereta nunduk, pindah antar sambungan kereta nunduk, entah mengukur dimensinya pakai standar mana. Kereta MRT Jakarta dan LRT Jakarta kayaknya gak sependek ini tingginya,” tulisnya dikutip Senin, 28 Agustus.

Menanggapi hal ini, Direktur Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Risal Wasal mengatakan bahwa pintu kereta LRT Jabodebek sudah sesuai dengan standar.

“Orangnya setinggi apa yang ngomong begitu? Enggak, itu (pintunya) standar,” kata Risal usai menghadiri peresmian LRT Jabodebek, Selasa, 28 Agustus.

Risal menegaskan bahwa bentuk LRT Jabodebek sendiri sudah dirancang sedemikian rupa sejak awal. Karena itu, dia menilai, pintuk kereta LRT Jabodebek tidak membuat penggunanya bungkuk ketika masuk dan keluar.

“Artinya kembali pada desain rencana tang disiapkan. Terhadap level gate-nya, terhadap ukuran keretanya disiapkan,” katanya.

Sekadar informasi, LRT Jabodebek adalah hasil produksi perusahaan dalam negeri, PT Inka. Kereta ini memiliki panjang 17.300 milimeter (mm) termasuk alat perangkai. Sementara lebar kereta 2.650 mm. Kemudian, tinggi atap dari kepala rel 3.685 mm. Adapun tinggi atap interior kereta dari lantai adalah 2.000 mm.