Meretas Batas, Ganjar Pranowo Mengupas Peran Kunci Politik Perempuan dalam Kongres Perempuan Nasional
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dengan antusias menghadiri Kongres Perempuan Nasional yang diselenggarakan di Gedung Prof. Sudharto, Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, pada Kamis 24 Agustus.
Dalam acara tersebut, Ganjar menyoroti pentingnya partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan krusial, termasuk perannya dalam politik dan posisi publik. Sebagai bentuk kesetaraan gender dan representasi, Ganjar mengungkapkan keyakinannya bahwa perempuan harus turut serta di setiap aspek kehidupan, baik di ranah eksekutif maupun legislatif.
"Ada banyak aspek dalam konteks demokrasi yang berkaitan dengan peran politik perempuan, baik dalam jabatan eksekutif maupun legislatif. Ini merupakan hal yang sangat penting," ujar Ganjar usai memberikan sambutan di hadapan peserta dari berbagai daerah.
Suara Perempuan
Pentingnya suara perempuan diakui sebagai representasi nyata hak suara mereka dalam kehidupan masyarakat. Ganjar Pranowo menegaskan bahwa perempuan perlu menjadi pionir dalam memperjuangkan hak-haknya dalam berbagai kebijakan.
"Melalui representasi ini, keputusan-keputusan yang diambil dapat selalu mempertimbangkan sudut pandang perempuan. Dengan adanya wakil-wakil perempuan yang mendukung, diharapkan kebijakan publik benar-benar mewakili kepentingan mereka," jelasnya.
Ganjar memberikan contoh nyata dengan menyebut beberapa isu kebijakan publik yang berdampak langsung pada perempuan, seperti AKI-AKB, KDRT, stunting, serta perhatian terhadap isu lingkungan.
"Isu lingkungan, stunting, dan hak-hak reproduksi menjadi perhatian banyak perempuan. Pada kesempatan ini, rekomendasi-rekomendasi untuk hal-hal tersebut menjadi sangat relevan," tambah Ganjar.
Selain itu, Ganjar mengambil inspirasi dari kisah perjuangan seorang perempuan hebat dari masa lampau, Potjut Meurah Intan. Potjut Meurah Intan adalah seorang pejuang tangguh asal Aceh yang makamnya berada di Blora, Jawa Tengah. Beliau merupakan pahlawan yang gigih melawan penjajahan Belanda dari akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20.
Baca juga:
Ganjar menjelaskan bahwa meski mengalami cedera parah saat tertangkap pada November 1902, Potjut Meurah Intan tetap tegar dalam perjuangannya. Ia dipenjara dan diasingkan ke Blora, di mana beliau akhirnya meninggal. Makamnya di Blora kini dijaga dengan baik sebagai penghormatan terhadap dedikasinya.
Dengan semangat seperti Potjut Meurah Intan sebagai inspirasi, Ganjar Pranowo mendorong agar perempuan terus berjuang untuk hak dan keterwakilan mereka dalam politik dan ranah publik.