Awan di Planet Neptunus Ternyata Diciptakan oleh Matahari, Ini Buktinya!

JAKARTA - Planet Neptunus dikenal dipenuhi awan pada atmosfernya ternyata disokong oleh Matahari yang menyinari Bumi. Para ilmuwan berhasil menguak teka-teki ini.

Berbekal Teleskop Luar Angkasa Hubble milik NASA dan Observatorium WM Keck serta data dari Observatorium Lick, para ilmuwan mendapatkan data pengamatan bagaimana aktivitas Matahari memengaruhi cuaca di Neptunus.

Hasil pengamatan mendapati terkadang planet itu memiliki awan di atmosfernya dan di lain waktu hampir tidak ada. Bahkan pada 2019, tingkat awan di Neptunus turun drastis tanpa sebab.

"Bahkan sekarang, empat tahun kemudian, gambar terbaru yang kami ambil Juni lalu masih menunjukkan awan belum kembali ke tingkat semula," kata ketua peneliti Erandi Chavez dari Pusat Astrofisika dalam sebuah pernyataan.

"Ini sangat menarik dan tidak terduga, terutama karena periode aktivitas awan rendah Neptunus sebelumnya tidak sedramatis dan berkepanjangan," imbuhnya.

Para ilmuwan lalu menemukan hubungan antara jumlah awan dan siklus matahari, merupakan pola aktivitas 11 tahun yang dilalui Matahari.

Pada waktu-waktu tertentu, jumlah bintik Matahari dan semburannya meningkat, yang mengirimkan lebih banyak radiasi ultraviolet (UV) ke Tata Surya.

Radiasi tersebut tampaknya memengaruhi awan di Neptunus, karena hasil penelitian menunjukkan lebih dari 30 tahun data, banyak awan muncul dua tahun setelah puncak siklus matahari.

Mereka, para ilmuwan berpendapat jeda dua tahun itu disebabkan oleh proses kimiawi yang dimulai di atmosfer planet dan membutuhkan waktu untuk menghasilkan awan.

“Data luar biasa ini memberi kita bukti terkuat bahwa tutupan awan Neptunus berkorelasi dengan siklus Matahari,” ujar ilmuwan senior Imke de Pater, seperti dikutip dari Digital Trends, Senin, 21 Agustus.

“Temuan kami mendukung teori bahwa sinar UV Matahari, ketika cukup kuat, dapat memicu reaksi fotokimia yang menghasilkan awan Neptunus,” tambahnya.

Namun, lebih banyak pekerjaan diperlukan. Misalnya, peningkatan sinar matahari UV dapat menghasilkan lebih banyak awan dan kabut, tetapi juga dapat menggelapkannya, sehingga mengurangi kecerahan keseluruhan Neptunus.

Badai di Neptunus yang naik dari atmosfer dalam memengaruhi tutupan awan, tetapi tidak terkait dengan awan yang dihasilkan secara fotokimia dan karenanya dapat memperumit studi korelasi dengan siklus matahari.

Pengamatan berkelanjutan terhadap Neptunus juga diperlukan untuk melihat berapa lama awan yang hampir tidak ada saat ini akan bertahan.

"Kami telah melihat lebih banyak awan dalam gambar Keck terbaru yang diambil pada waktu yang sama dengan Teleskop Luar Angkasa James Webb NASA mengamati planet ini, awan ini secara khusus terlihat di lintang utara dan di ketinggian tinggi, seperti yang diharapkan dari peningkatan yang diamati di fluks UV matahari selama kurang lebih 2 tahun,” ucap de Pater.

Dengan data gabungan dari Teleskop Hubble, Teleskop Webb, Observatorium Keck, dan Observatorium Lick akan memungkinkan penyelidikan lebih lanjut ke dalam fisika dan kimia yang mengarah pada penampakan dinamis Neptunus.

Pada gilirannya dapat membantu memperdalam pemahaman para ilmuwan tidak hanya tentang Neptunus, tetapi juga planet ekstrasurya, karena banyak planet di luar Tata Surya dianggap memiliki kualitas seperti Neptunus.