Soal Wacana 4 in 1 di Jakarta, PDIP Sebut Tidak Berdampak Positif dan Signifikan Kurangi Polusi Udara
JAKARTA - Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menilai rencana pemerintah untuk menerapkan sistem 4 in 1 atau empat orang dalam satu kendaraan roda empat demi mengurangi jumlah kendaraan yang melintas di Jabodetabek, khususnya Jakarta tidak efektif.
Gembong pun tak setuju bila kebijakan pembatasan kendaraan ini diterapkan. Menurutnya, 4 in 1 tak berdampak signifikan kepada upaya pengendalian kualitas udara.
"4 in 1 itu enggak efektif. Sistem 3 in 1 yang sudah pernah berjalan saja, faktanya kan enggak berdampak yang positif," kata Gembong kepada wartawan, Jumat, 18 Agustus.
Berkaca pada penerapan 3 in 1, banyak masyarakat yang mengakalinya dengan memakai jasa joki yang diangkut di jalan demi bisa melintas, sebelum akhirnya pemerintah menyetop kebijakan tersebut.
"Malah ada joki dari kebijakan itu. Apakah itu berdampak? menurut saya enggak berdampak positif. Harus dihitung, lah ruas jalan dengan jumlah kendaraan. Ambil kebijakan yang selaras dengan kajian itu," tegasnya.
Lebih baik, lanjut Gembong, Pemprov DKI mengambil kebijakan yang belum diimplementasikan hingga kini, seperti pembatasan usia kendaraan, di mana kendaraan usia tua dilarang melintas di jalan-jalan Ibu Kota.
"Apakah berani Pemprov DKI mengambil kebijakan pembatasan usia kendaraan? Ini kan kebijakan yang tidak populer, tapi ketika itu diambil, dampaknya akan lebih dahsyat untuk mengendalikan kemacetan Jakarta karena ruas jalan dengan kendaraan kan sudah enggak seimbang," urainya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mempertimbangkan aturan penggunaan satu kendaraan bermotor roda empat diisi empat orang atau 4 in 1 untuk menanggulangi polusi udara di Jabodetabek.
Menurut Budi, hal ini bisa mengurangi polusi udara Jakarta yang 40 persennya dikontribusikan dari kendaraan bermotor. Hal ini diungkapkan Budi usai rapat terbatas (ratas) yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo.
"Utilitas kendaraan ini banyak yang menggunakan 1 orang atau maksimal 2 orang. Maka, dipertimbangkan untuk membuat 3 in 1 itu jadi 4 in 1. Jadi, katakan lah yang dari Bekasi, Tangerang, Depok mereka bersama ke kantor, gantian mobilnya. Sehingga, jumlahnya menurun," kata Budi di Istana Kepresidenan, Senin, 14 Agustus.
Merespons hal ini, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengaku akan mengkaji efektivitas sistem 4 in 1 yang diharapkan dapat mengurangi kuantitas mobil yang melintas di Jabodetabek guna mengurangi polusi udara.
"Iya, (usulan 4 in 1) nanti dibahas, sekitar dua minggu lagi (pembahasan itu digelar)," ungkap Heru, Selasa, 15 Agustus.
Baca juga:
- Polusi Udara di Jabodetabek Mengkhawatirkan, KLHK Bentuk Satgas Pengendalian Pencemaran Udara
- Sandiaga Uno: HUT ke-78 RI Jadi Momentum Perluas Peluang Usaha dan Lapangan Kerja
- Beda dengan Jabodetabek Kualitas Udara di Aceh Sangat Baik, Ini Kata BMKG
- Beda dengan Tetangga, Ini Kata Wali Kotanya Penyebab Depok Masih Aman dari Polusi
Heru juga mengaku belum mengetahui pasti apakah penerapan sistem 4 in 1 ini akan efektif dalam rangka mengurangi polusi di Jabodetabek, terkhusus DKI Jakarta.
"Masih dibahas, saya belum bisa (memberikan keterangan) detail seperti itu," ujar Heru.