Neraca Perdagangan Juli Surplus 1,31 Miliar Dolar, Rekor 39 Bulan Berlanjut
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2023 adalah sebesar 1,31 miliar dolar AS.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa angka tersebut turun tipis jika dibandingkan dengan Juni 2023 yang surplus sebesar 3,45 miliar dolar AS.
“Hasil ini memperpanjang tren surplus selama 39 bulan berturut-turut sejak Mei 2022,” ujarnya ketika menggelar jumpa pers pada Selasa, 15 Agustus.
Amalia menjelaskan, surplus bulan lalu terbentuk dari nilai ekspor yang lebih besar dengan 20,88 miliar dolar AS berbanding impor yang sebesar 19,57 miliar dolar AS.
Secara terperinci, Amalia menjelaskan ekspor naik 1,36 persen month to month (mtm) dibanding ekspor Juni 2023. Dibanding Juli 2022 year on year (yoy), nilai ekspor turun sebesar 18,03 persen.
“Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Juli 2023 mencapai 149,53 miliar dolar AS atau turun 10,27 persen dibanding periode yang sama tahun 2022. Sementara itu, ekspor nonmigas mencapai 140,47 miliar dolar AS atau turun 10,76 persen,” tuturnya.
Baca juga:
Sementara untuk impor, naik 14,10 persen mtm dibandingkan Juni 2023 atau turun 8,32 persen yoy dibandingkan Juli 2022. Disebutkan bahwa Impor migas Juli 2023 senilai 3,13 miliar dolar AS, naik 40,94 persen dibandingkan Juni 2023 atau turun 29,70 persen dibandingkan Juli 2022.
Lalu, impor nonmigas Juli 2023 senilai US$16,44 miliar, naik 10,10 persen dibandingkan Juni 2023 atau turun 2,69 persen dibandingkan Juli 2022.
“Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Juli 2023 adalah China 35,53 miliar dolar AS (32,74 persen), Jepang 9,65 miliar dolar AS (8,89 persen), dan Thailand 6,16 miliar dolar AS (5,68 persen). Kemudian, impor nonmigas dari ASEAN 17,89 miliar dolar AS (16,49 persen) dan Uni Eropa 8,44 miliar dolar AS (7,77 persen),” ucap dia.