Analis Sebut Rupiah Bertahan Didukung Pertumbuhan Ekonomi RI Masih Kuat
JAKARTA - Analis pasar uang Bank Woori Saudara BWS Rully Nova mengatakan, rupiah bertahan dari pelemahan karena dukungan data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih kuat.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II/2023 (mencapai 5,17 persen),” ujarnya dikutip dari Antara, Kamis, 10 Agustus.
Dia memperkirakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan akan melemah di level Rp15.225 per dolar AS.
Namun, pada penutupan perdagangan hari ini rupiah mengalami penguatan sebesar 0,18 persen atau 28 poin menjadi Rp15.189 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.217 per dolar AS.
Menurut dia, sentimen yang juga mempengaruhi pergerakan pelemahan rupiah adalah data inflasi Producer Price Index/Indeks Harga Produsen (PPI) dan Consumer Price Indec (CPI) China.
Selain itu, penurunan 10 rating perbankan oleh Moody’s dinilai bakal melemahkan rupiah.
Analis pasar uang Lukman Leong menyampaikan data inflasi PPI dan CPI China memberikan gambaran beragam.
“Secara umum, rupiah dan mata uang regional Asia bergerak mix dan menguat tipis,” ungkapnya.
Baca juga:
Data CPI year on year (yoy) disebut sebesar -0,3 persen dan PPI yoy -4,4 persen.
“CPI dan PPI yoy masih menunjukkan deflasi, sedangkan CPI month to month (mom) menunjukkan kenaikan 0,2 persen,” kata Lukman.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu turut menguatkan posisi rupiah ke Rp15.206 dari sebelumnya Rp15.229.