Lampu Kuning Kinerja Ekspor, Pemerintah Optimalkan Kerja Sama Internasional
JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan bahwa Ekspor mulai mengalami kontraksi 2,75 persen year on year pada sepanjang kuartal II/2023. Pun demikian dengan impor yang tercatat turun 3,08 persen.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan kondisi tersebut terjadi di tengah perlambatan perdagangan dunia.
“Namun demikian, ekspor produk unggulan nasional masih tumbuh positif. Secara volume, pertumbuhan ekspor batu bara, olahan kelapa sawit, dan besi baja masing-masing tumbuh 5,1 persen, 56,4 persen, dan 18 persen,” ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip Selasa, 8 Agustus.
Menurut Febrio, pemerintah tetap akan terus memantau dan mengantisipasi risiko perlambatan ekonomi dunia saat ini yang dampaknya terhadap kinerja perdagangan internasional Indonesia.
“Pemerintah akan terus memantau dan mengantisipasi risiko perlambatan ekonomi dunia saat ini, khususnya dampaknya terhadap ekspor-impor nasional,” tuturnya.
Baca juga:
Febrio menjelaskan, dorongan terhadap keberlanjutan tahapan hilirisasi akan terus dilakukan untuk mendorong kinerja ekspor nasional.
“Pemerintah juga akan terus memanfaatkan sebesar-besarnya berbagai forum kerja sama ekonomi internasional untuk memperluas pasar ekspor produk-produk nasional,” tegas dia.
Adapun, tekanan terhadap ekspor dan impor tersebut masih tertolong dengan pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,17 persen di triwulan kedua tahun ini.
“Dengan pencapaian tingkat pertumbuhan ini serta keberlanjutan perbaikan struktural, pemerintah optimis bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2023 diperkirakan sekitar 5,1 persen,” katanya.
Lebih lanjut, anak buah Sri Mulyani itu mengungkapkan pula jika Indonesia sudah naik menjadi kelas menengah atas berdasarkan gross national income.
“Tren pertumbuhan di atas 5 persen ini merupakan hasil kerja keras bersama dan patut diapresiasi. Akan tetapi, kita akan terus mempercepat pertumbuhan ekonomi untuk dapat meraih cita-cita bersama menjadi negara berpendapatan tinggi di tahun 2045,” tutup Febrio.