Ini 4 Pesan Penting Jokowi untuk Bank Syariah Indonesia, Salah Satunya Jangan Terkotak dengan Identitas 'Syariah'

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan harapan besarnya atas pendirian PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Dalam sambutan peresmian itu, kepala negara meminta BSI menjadi motor kebangkitan ekonomi syariah di Indonesia yang dia ibaratkan seperti raksasa yang sedang tertidur.

“Saya meyakini bahwa Insya Allah ekonomi syariah Indonesia akan tumbuh sangat cepat, akan berkontribusi besar dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat kita,” ujarnya di Istana Merdeka Jakarta, Senin, 1 Februari.

Nada optimistis itu dilontarkan presiden lantaran perbankan syariah diketahui membukukan kinerja yang positif selama masa pandemi saat perbankan konvensional mengalami tekanan.

“Ekonomi syariah terbukti dapat bertahan di masa krisis seperti saat ini,” tegasnya.

Dari pidato tersebut, Presiden Jokowi memberikan empat pesan penting yang menjadi arahan bagi pengembangan bank syariah dengan kode saham BRIS tersebut. Berikut adalah rangkumannya.

1. Jadi bank universal

Presiden Joko Widodo mengharapkan BSI menjadi lembaga keuangan yang melayani semua kalangan masyarakat, serta tidak terkotak-kotak dengan identitas syariah yang diusung. Dia berkata bahwa bank ini harus bisa merangkul semua orang dan tidak hanya terpaku pada nasabah muslim

2. Pemanfaatan teknologi

Optimalisasi teknologi harus dikedepankan oleh BSI terutama di masa pandemi seperti saat ini. Strategi ini berguna agar dapat menjangkau seluruh masyarakat, terutama yang belum terjangkau oleh akses perbankan konvensional.

3. Generasi muda

Dalam kesempatan ini, Presiden Jokowi menyebut bahwa BSI punya kesempatan yang besar untuk tumbuh apabila dapat meng-grab kalangan muda. Dalam catatannya, 25,8 persen dari 270 juta penduduk Indonesia adalah kalangan usia produktif.

4. Produk keuangan yang variatif

Penyediaan berbagai produk keuangan yang kompetitif dapat menjadi kunci kesuksesan BSI dalam mendorong ekosistem syariah berkontribusi besar dalam perekonomian nasional. Kepala negara menyebut target menjangkau banyak lapisan masyarakat harus diimbangi oleh keberagaman produk yang ditawarkan. Selain itu kepekaan menangkap tren keuangan dapat membantu Bank Syariah Indonesia menjadi pemain besar baik di tingkat lokal maupun global.

Untuk diketahui, Bank Syariah Indonesia didirikan hasil penggabungan PT Bank Rakyat Indonesia Syariah Tb (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah). BSI sendiri menjadi lembaga perbankan terbesar ketujuh di Indonesia dari sisi aset, dan yang paling besar di kelas syariah.

Adapun, aset BSI saat ini berjumlah Rp240 triliun, total pembiayaan Rp157 triliun, dana pihak ketiga (DPK) Rp210 triliun, dan modal inti sebesar Rp22,6 triliun.

Pemerintah berharap Bank Syariah Indonesia dapat mampu berbicara banyak di level internasional dengan target masuk 10 besar bank syariah terbesar di dunia.