Peringatkan Ukraina Tidak Tolerir Korupsi dan Pengkhianatan, Presiden Zelensky: Tak Seorang pun Memaafkan

JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan ia tidak akan mentolerir korupsi atau pengkhianatan dalam urusan negara, saat mereka tengah berjuang untuk menemukan cara-cara untuk mempertahankan diri dari invasi Rusia.

Presiden Zelensky menyampaikan seruan anti-korupsi dalam pidato video malamnya, ketika dua kasus penting terungkap, penangkapan seorang pejabat perekrutan militer yang dituduh melakukan penggelapan massal dan seorang anggota parlemen yang dituduh berkolaborasi dengan Rusia.

Sebelumnya, Presiden Zelensky bulan lalu telah mengumumkan rencana untuk mengaudit kantor-kantor perekrutan militer, guna melakukan pemberantasan korupsi.

Langkah tersebut merupakan bagian dari kebijakan yang telah berlangsung lama untuk membersihkan militer dan departemen-departemen pemerintah, guna menunjukkan kepada para pendukung Barat ia serius dalam menangani korupsi yang telah mengakar, langkah-langkah yang merupakan elemen utama dalam proses panjang untuk mendapatkan keanggotaan Uni Eropa.

Rakyat Ukraina yang mendukung upaya perang sangat marah dengan praktik-praktik korupsi, kata Presiden Zelensky.

"Izinkan saya memperingatkan semua anggota parlemen, pejabat dan semua orang yang bekerja sebagai pegawai negeri," katanya, melansir Reuters 26 Juli.

"Ketika Anda menghabiskan waktu berhari-hari mencari senjata untuk negara, ketika perhatian semua orang tertuju pada apakah ada artileri, rudal dan pesawat tak berawak, Anda akan merasakan kekuatan moral yang telah diberikan oleh para prajurit kami kepada Ukraina," urainya.

"Tak seorang pun akan memaafkan anggota parlemen, hakim, pejabat militer, atau pejabat lainnya yang menempatkan diri mereka sebagai oposisi terhadap negara," tegasnya.

Presiden Zelensky yang berbicara di depan para anggota parlemen mengatakan, ia tidak akan lagi mentolerir mereka yang "karena suatu keuntungan pribadi", menolak untuk mendukung legislasi yang dibutuhkan Ukraina untuk memulai kampanye panjangnya mendapatkan keanggotaan Uni Eropa.

"Saya tidak ingin lagi melihat penolakan-penolakan seperti itu," ungkapnya.

"Tidak ada yang ingin melihat hal itu. Ukraina tidak punya waktu lagi untuk itu," tandasnya.

Sebelumnya, pihak berwenang mengatakan kepala pusat perekrutan militer di Ukraina selatan yang dituduh melakukan korupsi dan penggelapan, telah diperintahkan untuk ditahan dalam penahanan pra-sidang, dengan uang jaminan yang setara dengan lebih dari 4 juta dolar AS.

Badan Nasional Pencegahan Korupsi Ukraina mengatakan, Yevhen Borysov, kepala kantor perekrutan militer di Odesa, dituduh memperoleh dana tanpa penjelasan yang setara dengan nilai lebih dari 5 juta dolar AS.

Media Ukraina telah melaporkan dalam beberapa bulan terakhir tentang bagaimana keluarganya memperoleh properti di Spanyol.

Sedangkan kantor Kejaksaan Agung mengatakan, anggota parlemen Oleksandr Ponomaryov, yang dicurigai berkolaborasi dengan Rusia di wilayah tenggara yang diduduki Ukraina, telah ditangkap sambil menunggu persidangan atas tuduhan pengkhianatan.

Ponomaryov, seorang anggota parlemen yang dipilih untuk partai yang sekarang dilarang dan dituduh memiliki hubungan dengan Rusia, ditahan tanpa jaminan oleh Pengadilan Distrik Pechersk di Kyiv.

Ponomaryov sendiri membantah telah berkolaborasi dengan Rusia di masa lalu.