Perkuat Komitmen Nol Karbon, Stellantis dan Samsung Sepakat Membangun Pabrik Baterai Kedua di AS
JAKARTA - Stellantis, perusahaan induk otomotif multinasional bersama dengan mitra usaha patungan, Samsung SDI, kembali melakukan inisiatif dengan memperluas jaringan pabrik baterai EV di Amerika Serikat (AS).
Pabrik tersebut ditargetkan akan memulai masa produksi baterainya pada 2027 mendatang, yang diklaim dapat merakit dengan kapasitas hingga 34 GWh.
CEO dari Stellantis, Carlos Tavares, mengatakan bahwa dengan dibangunnya fasilitas tersebut dapat mencapai target agresif dari perusahaan yang menawarkan 25 model EV terbaru untuk pasar Amerika Utara pada akhir dekade ini.
“Kami terus menambah lebih banyak kapasitas di Amerika Serikat bersama dengan mitra hebat kami Samsung SDI dan meletakkan langkah selanjutnya untuk mencapai komitmen netralitas karbon kami pada tahun 2038," kata Tavares dalam keterangan perusahaan, Senin, 24 Juli.
Sejalan dengan apa yang dikatakan Tavares, Presiden dan CEO Samsung SDI, Yoon-ho Choi, mengatakan bahwa menjalankan usaha patungan dengan Stellantis, menunjukkan eksistensi Samsung dalam pengembangan EV di Amerika Utara.
“Pabrik kedua akan mempercepat penetrasi pasar kami ke AS dan membantu Stellantis mendorong transisi AS ke era kendaraan listrik dengan memasok produk yang menampilkan tingkat keamanan dan kualitas tertinggi," ucap Choi.
Kerja sama ini meneruskan tujuan dari kedua perusahaan dalam pembangunan baterai EV di AS. Sebelumnya, Stellantis dan Samsung SDI telah berkomitmen dalam pembangunan baterai di Indiana, AS, dengan harapan dapat beroperasi pada awal 2025.
Pabrik hasil dari usaha patungan yang pertama antara Samsung dengan Stellantis memiliki kapasitas tahunan sebesar 23 GWh, di mana itu dapat memproduksi baterai untuk kendaraan dari Peugeot, Jeep, Fiat, serta pabrikan lainnya di bawah payung perusahaan Stellantis.
Pembangunan pabrik ini juga sejalan dengan rencana strategis Stellantis, Dare Forward 2030, demi penjualan 100 persen mobil berpenumpang Battery Electric Vehicle (BEV) di Eropa dan 50 persen penjualan mobil berpenumpang dan truk bermuatan ringan BEV di AS pada 2030.
Baca juga:
Stellantis dinilai banyak pihak berada di jalur yang tepat untuk menjadi perusahaan nol karbon pada tahun 2038 di mana untuk mencapai target tersebut perusahaan perlu mengamankan sekitar 400 GWh kapasitas baterai.