Indonesia dan Turki Bahas Peluang Peningkatan Kerja Sama Bilateral

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melakukan pertemuan dengan Menlu Turki Hakan Fidan untuk membahas peningkatan kemitraan bilateral kedua negara.

Retno mengatakan pihaknya menyambut baik kerja sama antar pelaku usaha kedua negara dalam produksi dan distribusi bus listrik, kerja sama gas alam, pembangunan jalan tol Trans Sumatera, dan investasi industri pengolahan kayu di Sumatera.

“Saya mengundang sektor swasta Turki untuk menyusul (bekerja sama) memilih Indonesia sebagai hub industri untuk pasar Asia-Pasifik dan sumber bahan baku industri,” kata Retno dalam jumpa pers bersama yang diikuti secara daring dilansir ANTARA, Sabtu, 15 Juli

Dalam pertemuan tersebut, kedua negara juga membahas kelanjutan implementasi perjanjian strategis bilateral antar pemerintah maupun para pelaku usaha yang ditandatangani pada November 2022 di Bali.

Perjanjian yang disepakati mencakup bidang pertahanan, kehutanan, lingkungan hidup, riset-teknologi dan inovasi.

Indonesia dan Turki telah meningkatkan hubungan mereka ke tatanan baru yang lebih strategis dengan membentuk Dewan Strategis Tingkat Tinggi (HLSC) pada tahun lalu.

Dewan itu menjadi forum kedua negara untuk secara reguler membahas isu-isu strategis bilateral, regional, dan multilateral yang menjadi kepentingan bersama.

Pada pertemuan tersebut, Retno menyampaikan undangan Presiden Joko Widodo kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk melakukan kunjungan bilateral ke Indonesia.

Menlu Fidan, yang pertama kali berkunjung ke Indonesia sejak menjabat pada Juni lalu, mengatakan bahwa Indonesia merupakan mitra strategis Turki, dan kedua negara telah menjalin persahabatan dan kemitraan yang cukup lama.

“Kami menghargai hubungan kami, dan bertekad untuk memperkuat kemitraan ini di bidang-bidang yang memungkinkan,” kata Fidan.

“Mekanisme ini (HLSC) akan menjadi sebuah kemajuan yang konkret untuk membawa kolaborasi kami ke tatanan yang baru,” lanjut dia.

Fidan juga berterima kasih kepada Indonesia karena telah menjadi salah satu negara terdepan yang membantu Turki setelah diguncang gempa hebat pada Februari lalu.