Waspada! Pakar Kaspersky Temukan Taktik Penipuan yang Mengatasnamakan Threads
JAKARTA - Baru satu minggu Threads diluncurkan, aplikasi microblogging terbaru dari Meta ini telah menarik perhatian warga dunia. Ini terbukti bahwa Threads sudah memiliki lebih dari 100 juta pendaftar.
Tapi seperti biasa, di mana ada suatu tren yang sedang populer, maka disitu juga penjahat siber menemukan celah untuk melancarkan aksinya. Pakar Kaspersky menemukan beberapa taktik penipuan yang digunakan scammers untuk mengeksploitasi basis pengguna aplikasi, terutama penyamaran aplikasi Threads.
Halaman Phishing Tiruan Threads
Penjahat siber telah mengembangkan halaman phishing yang meniru Threads versi web yang sesungguhnya tidak pernah ada. Pengguna tertipu untuk memasukkan kredensial login, tanpa sengaja membocorkan informasi pribadi mereka kepada scammers.
Hal ini tidak hanya menimbulkan masalah privasi seperti pencurian identitas dan doxing, tetapi yang lebih mengkhawatirkan adalah penipuan semacam ini akan membawa risiko finansial.
Threads Coin
Selain itu, Kaspersky juga menemukan penipuan lain yang juga melibatkan layanan fiktif, seperti Threads Coin, yang mengklaim menawarkan kemungkinan yang di-upgrade dalam menjembatani kesenjangan antara dunia fisik dan digital, khususnya di dalam Metaverse.
Pengguna tergoda untuk membeli koin ini menggunakan Ethereum. Namun, penting untuk dicatat bahwa satu-satunya hasil yang didapatkan pengguna adalah kerugian finansial.
Baca juga:
- Boros! Threads Dikiritik Menguras Daya Baterai Ponsel Penggunanya
- Threads Akan Segera Hadir dengan Fitur Feed Kronologis dan Perubahan Besar Lainnya
- Waspada Ancaman Siber Seiring Perkembangan Investasi Kripto, Pakar Beri Saran Ini!
- Accenture Klaim ChatGPT dan AI Bakal Jadi Tren Teknologi untuk Bisnis Masa Depan
Penipuan Beli Followers
Skema lainnya adalah memberi pengguna kesempatan untuk menghasilkan pengikut secara gratis di jejaring sosial baru. Mereka dapat memilih 10.000, 25.000, hingga 50.000 pengikut.
Setelah opsi yang diinginkan dipilih, pengguna diminta untuk menjalani proses verifikasi manusia seperti melalui SMS. Namun, untuk mengklaim hadiah, pengguna diharuskan melakukan pembayaran. Sayangnya, pengguna akhirnya kehilangan uang dan tidak pernah menerima hadiah yang dijanjikan.