Tol Bakauheni-Terbangi Besar dan Medan Binjai Resmi Diambil INA, Nilai Akuisisi Rp20,5 Triliun

JAKARTA - Indonesia Investment Authority atau INA resmi mengambil alih dua ruas jalan tol milik PT Hutama Karya (Persero) yaitu Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar dan Tol Medan-Binjai. Nilai transaksi atas akuisisi aset BUMN Karya itu mencapai Rp20,5 triliun.

Adapun penjualan itu merupakan pemindahtanganan aset lama, untuk membangun aset yang baru (asset recycling).

Akuisisi ini ditandai dengan Penandatanganan Penyelesaian Transaksi Investasi antara Hutama Karya dan INA di Gedung Danareksa, Jakarta, Kamis, 13 Juli.

Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, total jalan tol milik Hutama Karya yang diakuisisi INA mencapai tiga ruas. Satu ruas lainnya yang masih dalam diproses adalah Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung.

“Kita melepas ke INA untuk menjadi katalis investasi di Indonesia, tentunya dengan komersial aspek yang baik,” ujarmya saat Penandatanganan Penyelesaian Transaksi Investasi, Jakarta, Kamis, 13 Juli.

Pria yang akrab disapa Tiko ini memastikan bahwa anggaran yang didapat dari penjualan ruas tol tersebut diperuntukkan untuk pembangunan aset Hutama Karya yang baru.

“Iya (akuisisi) ini sebenarnya strategi kita di tol asset recycle. Jadi memang dilihat dari risiko jalan tol inikan risiko terbesar itu proses pembangunan,” jelasnya.

Tiko berharap dengan pengambilalihan ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar dan Medan-Binjai ini diharapkan akan membuat keuangan Hutama Karya semakin sehat.

“Diharapkan dengan transaksi ini, Hutama Karya makin sehat dan kuat,” katanya.

Sementara itu, Direktur Utama Hutama Karya, Budi Harto mengatakan kedua entitas telah menyelesaikan kerja sama dalam rangka asset recycle dua ruas tol di Trans Sumatera tersebut pada 27 Juni 2023.

“Panjang semuanya 158 km dengan nilai Rp20,5 triliun. Transaksinya cukup panjang kami menerima surta dari INA pertama 21 Maret 2021. Jadi prosesnya 2 tahun lebih,” ucap Budi.

Budi mengatakan penggunaan aset dari INA senilai Rp20,5 triliun akan digunakan Hutama Karya untuk membayar utang perusahaan.

“Penggunaan aset dari INA ini akan kami gunakan untuk menurunkan ponjaman dengan demikian akan meningkatkan leverage perusahaan dan probabilitas,” ungkapnya.