BKSDA Kalsel Pasang Perangkap Beruang Madu di Desa Teluk Haur
TAPIN - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali memasang satu perangkap untuk menangkap kawanan Beruang Madu yang masih berkeliaran di Desa Teluk Haur, Kabupaten Tapin.
Kepala Resort Banua Anam BKSDA Kalsel Suhendra mengatakan pemasangan perangkat jebakan akan dilakukan Rabu, 12 Juli, malam ini.
"Habis dari penangkapan kemarin menurut informasi masyarakat, ada muncul Beruang Madu di sekitar Desa Teluk Haur," ujar Suhendra dilansir ANTARA.
Kawanan Beruang Madu yang masuk ke perkampungan itu lebih dari satu ekor. Karena itu kandang jebak itu akan ditempatkan di lokasi berbeda, namun masih di wilayah Desa Teluk Haur.
"Di pindah ke RT02, karena tiap malam masyarakat melihat ada di sekitar sana," kata Suhendra.
Sekretaris Desa Teluk Haur Riza Perdian mengatakan aktivitas hewan nokturnal ini masih terlihat berkeliaran pada beberapa hari terakhir.
"Banyak warga menyaksikan (Beruang Madu) masih berkeliaran," ungkap Riza.
Baca juga:
- Sekretaris MA Hasbi Hasan Diduga Terima Uang Rp3 Miliar untuk Urus Perkara Pidana
- Jokowi Pastikan Pembangunan Istana Kepresidenan di IKN Berjalan Sesuai Target
- Puluhan Petugas dan 5 Kapal Diterjunkan Bersihkan Hamparan Sampah di Pantai Mangrove Muara Angke
- Utang Pinjol Warga Jakarta Tembus Rp10,35 Triliun, DPRD Desak Pemprov Cari Jalan Keluar
Sejak kemunculan Beruang Madu ke pemukiman, kata Riza, sejauh ini tak pernah ada serangan terhadap warga. "Belum ada serangan," ucap Riza.
Sebelumnya petugas BKSDA Kalsel menangkap seekor Beruang Madu dewasa berjenis kelamin betina dengan tinggi sekitar satu meter di belakang rumah warga RT01 Desa Teluk Haur Kecamatan Candi Laras Utara, pada Jumat (7/7) sekitar pukul 23.10 WITA.
Pada Sabtu (8/7) pagi petugas Resort Banua Anam BKSDA Kalsel mengevakuasi Beruang Madu ke kandang transit di Kantor Seksi Konservasi Wilayah II Banjarbaru, guna pemeriksaan kesehatan sebelum dilepasliarkan.
Berdasarkan analisis BKSDA Kalsel, kemunculan kawanan Beruang Madu tersebut dipicu kerusakan habitat yang sudah beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit, sehingga hewan terancam punah ini kelaparan sehingga terdesak mencari makanan ke perkampungan.