Awal Mula Munculnya Virus Nipah: Di Sungai Nipoh, Sebuah Kampung di Negeri Jiran
JAKARTA - Para ahli kesehatan mewaspadai virus nipah (NiV) sebagai ancaman wabah baru bagi negara-negara di Asia. Virus nipah sangat dikhawatirkan karena disebut lebih mematikan dibanding COVID-19. Tingkat kematiannya pun tinggi, mencapai 75 persen.
Nipah bukanlah jenis virus baru. Keberadaan virus ini sudah ditemukan sejak 22 tahun yang lalu: 1999. Virus ini pertama muncul di sebuah desa di Malaysia, tepatnya di Sungai Nipah, Ipoh, Negara Bagian Perak.
Awalnya, virus nipah diduga berasal dari vaksin ensefalitis Jepang. Enfasilitas Jepang merupakan sebuah pengendalian dini untuk mencegah virus enfasilitas.
Vaksin yang justru tidak efektif mencegah penularan tersebut kemudian dikaitkan dengan kemunculan virus nipah. Lai-Meng Looi dan Kaw-Bing Chua dari University of Malaya melakukan penelitian tentang virus Nipah.
Dalam penelitiannya, dilaporkan bahwa virus nipah pertama kali menginfeksi seorang warga di Malaysia pada September 1998, melansir dari CNN. Virus nipah awalnya hanya menjangkiti kampung Sungai Nipah. Namun lama-lama virus ini menyebar sampai ke negara dekatnya, seperti Malaysia dan Singapura.
Dalam penelitiannya, Kai dan Kaw menyampaikan bahwa virus ini kemungkinan ditularkan oleh kelelawar ke babi pada akhir 1997 atau awal 1998. Penularan terjadi lewat kontaminasi ekskresi buah yang dimakan kelewar dan jatuh ke peternakan babi.
Eksresi kelelawar sampai ke babi disebabkan oleh migrasinya kelelawar dari hutan ke kebun buah dan peternakan babi. Kegagalan proses pembuahan karena musim kamarau panjang dan kebakaran antropogenik menjadi penyebab para kelelawar bermigrasi.
Baca juga:
Sebuah jurnal yang dipublikasikan di The Malaysian Journal of Pathology pada Januari 2008 mengungkapkan gejala yang dialami oleh pengidap virus nipah. Ketika pertama kali melanda, orang yang terinfeksi virus ini menyampaikan keluhan demam tinggi dan pernapasan.
Dalam risetnya, Kai dan Kaw juga mencatat upaya pencegahan virus nipah pada saat itu. “Sebagai konsekuensinya, dilakukan upaya pengendalian dini, termasuk fogging untuk mengusir nyamuk dan vaksinasi babi. Kendati demikian tidak efektif.”
Tempat yang menjadi pusat penyebaran virus nipah, Ipoh melaporkan 15 orang meninggal, dengan diagnosis positif NiV pada sembilan orang. Pada Februari 1999, virus ini kemudian merambah ke daerah sekitar Ipoh dan beberapa daerah lain di Malaysia.
Tak hanya menjadi kekhawatiran skala nasiona, virus Nipah juga menyebar ke negara lain di Asia. Singapura dan India menjadi negara yang juga harus menghadapi serangan virus ini.