Targetkan Perbaikan JIS 3 Bulan Demi Pildun U-17, Menteri PUPR: Sayang Stadion Begini Tak Penuhi Syarat
JAKARTA - Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Erick Thohir yang juga menjabat Ketua Umum PSSI, dan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meninjau Jakarta International Stadium (JIS).
JIS diharapkan bisa menjadi venue Piala Dunia U-17 pada bulan November mendatang. Namun, ternyata stadion peninggalan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini tak memenuhi standar FIFA untuk penyelenggaraan ajang sepak bola internasional tersebut.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menuturkan, pemerintah sepakat untuk membenahi kekurangan infrastruktur JIS. Perbaikan dilakukan secara bersama-sama oleh Pemprov DKI, Kementerian PUPR, PT Jasa Marga, dan PT KAI.
"Kami akan coba untuk dapat memenuhi standar FIFA untuk Piala Dunia U-17. Semua keroyokan, ada yang dikerjkan Pak Gubernur DKI, PUPR, KAI, Jasamarga," kata Basuki di JIS, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa, 4 Juli.
Basuki menjelaskan, perbaikan JIS bakal dikerjakan dengan target pengerjaan selama 3 bulan. Setelah pembenahan akses dan renovasi JIS selesai, FIFA akan mengecek untuk mengecek stadion bertaraf internasional itu sudah memenuhi standar atau tidak.
"Kalau nanti diperiksa FIFA, bisa insyaallah memenuhi syarat untuk bisa dipakai. Sayang kalau stadion sudah begini, enggak memenuhi syarat. Sayang disayangkan. Untuk itu, kita upayakan supaya ini bisa masuk di dalam kriteria standar FIFA," ujar Basuki.
Kesimpulannya, pemerintah menemukan sejumlah masalah yang bakal diperbaiki pada infrastruktur JIS. Di antaranya akses jalan yang belum memadai, rumput lapangan pertandingan yang belum sesuai standar FIFA, dan akses parkir kendaraan yang masih minim.
Menteri BUMN Erick Thohir berharap, ketika perbaikan-perbaikan sarana dilakukan, polemik mengenai layak atau tidak layaknya JIS yang pembangunannya menelan biaya Rp5 triliun sebagai venue pertandingan tidak lagi muncul di kemudian hari.
Baca juga:
"Makannya kita cek sekarang, jangan dijadikan polemik lagi. Sekarang tidak ada lagi yang kayak gitu. Semua yang kita lakukan itu secara teknis. Kita memperbaiki supaya ini bisa masuk standar FIFA," urai Erick.