Kemenparekraf Fasilitasi Akses Pembiayaan Bisnis Kuliner Indonesia Lewat IndoStar
JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memfasilitasi akses pembiayaan kepada 50 bisnis kuliner Indonesia di luar negeri melalui acara bincang-bincang (talkshow) dalam program inkubasi Indonesian Restaurant Fundraising (IndoStar).
"Program Indonesian Restaurant Fundraising (IndoStar) sendiri telah membuka pintu bagi pelaku bisnis kuliner Indonesia untuk meraih kesuksesan di pasar internasional," ujar Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf Anggara Hayun Anujuprana lewat keterangan resminya, Selasa, 4 Juli.
Dia berharap, melalui program IndoStar, bisnis kuliner Indonesia akan semakin berkembang dan dapat mendukung pencapaian program nasional Indonesia Spice Up the World, khususnya percepatan pendirian 4.000 restoran Indonesia di luar negeri pada 2024.
Hayun menyebut, peserta dapat memanfaatkan peluang yang ada dan terlibat aktif dalam program IndoStar. Sehingga, dapat mengangkat bisnis kuliner Indonesia di luar negeri ke tingkat yang lebih tinggi.
Sementara itu, Ketua Kelompok Kerja Pembiayaan Teknologi Finansial dan Program Indonesia Spice Up the World Kemenparekraf Indriani D. Laratu mengatakan, kegiatan tersebut diharapkan para pelaku bisnis kuliner Indonesia bisa mendapatkan inspirasi dan wawasan yang lebih luas, khususnya menghadapi tantangan dan menerapkan strategi pengembangan bisnis kuliner Indonesia di luar negeri.
"Selain strategi mendapatkan akses pembiayaan, ke depan kami akan fasilitasi pemberian materi terkait bagaimana cara menghasilkan uang, penerapan digitalisasi bisnis, mengaplikasikan seperti menghitung Cost of Goods Sold (COGS) dalam sebuah perusahaan," kata dia.
Baca juga:
Di sisi lain, Chairman of Manan Foundation Robert Manan mengatakan, saat ini pengusaha kuliner Indonesia di luar negeri masih berjuang untuk pulih dari dampak pandemi COVID-19.
Bantuan fasilitasi akses pembiayaan dari Kemenparekraf merupakan salah satu bentuk dukungan kepada pengusaha kuliner Indonesia di luar negeri.
"Rintangan terbesar adalah masih minimnya branding makanan Indonesia, sedangkan potensi masakan Indonesia begitu luas. Untuk jangka menengah dan panjang pembukaan restoran Indonesia di luar negeri terlihat sangat prospektif, karena branding nama Indonesia mengalami kemajuan, khususnya di masa pemerintahan Bapak Jokowi saat ini," imbuhnya.