Carvativir Diajukan Obati COVID-19: Ramuan Tradisional Ciptaan Dokter Suci Katolik yang Dikritisi Ahli Kesehatan Dunia
JAKARTA - Presiden Venezuela Nicolas Maduro mempromosikan obat tradisional, Carvativir untuk pengobatan COVID-19. Kata Maduro, Carvativir ampuh dan tanpa efek samping. Ia menyeret nama Jose Gregorio yang disucikan Gereja Katolik Roma.
Sederet dokter mempertanyakan manfaat Cartivir. Menurut mereka, belum ada bukti ilmiah kuat yang membuktikan keampuhan Carvativir untuk mengobati COVID-19.
“Sudah melalui masa studi sembilan bulan, eksperimen, aplikasi klinis. Pada yang sakit, pada yang sangat sakit, pada orang yang telah diinkubasi. Dan kami memulihkan mereka,” kata Maduro, dikutip Reuters, 27 Januari.
Maduro menambahkan bahwa cairan Carvativir adalah tetesan ajaib yang dibuat Jose Gregorio Hernandez. Hernandez adalah seorang dokter Venezuela abad ke-19 yang dijadikan orang suci oleh Gereja Katolik Roma tahun lalu.
Meski begitu, Maduro tak merinci bahan aktif yang terdapat dalam Carvativir. Maduro hanya menyebut Carvativir sudah diuji pada banyak pasien di rumah sakit di Caracas dan pusat olahraga yang tengah dijadikan fasilitas medis darurat.
Sementara, Kementerian Kesehatan Venezuela belum memberi penyataan secara langsung terkait Carvativir.
Namun, National Academy of Medicine Venezuela telah menyatakan Carvativir memiliki potensi terapeutik untuk melawan virus dari Wuhan. Untuk itu, mereka mengajak banyak pihak untuk menunggu hasil penelitian dan data-data lebih lanjut terkait ujicoba Carvativir.
“Meski demikian, adalah bijaksana untuk menunggu lebih banyak data dari tes Carvativir. Hal itu, untuk menganggapnya sebagai kandidat obat anti-COVID-19,” ucap pernyataan tersebut.
Baca juga:
Carvativir berasal dari daun timi. Ramuan Carvativir telah digunakan selama berabad-abad oleh rakyat Venezuela dalam melakukan pengobatan tradisional. Kendati demikian, pengaruh Carvativir masih mengundang tanya para ahli kesehatan dunia.
“Klaim pengobatan untuk merek Carvativir untuk COVID-19 tidak dibuktikan oleh data klinis apa pun, tetapi hanya sebagai siaran pers Maduro, itu mungkin menghantam gelombang media sosial untuk roti & sirkus sublingual yang tinggi,” kicau Dr. Francisco Marty, seorang ahli penyakit menular di Brigham and Women's Hospital Boston di Twitter beberapa hari lalu.
Sejauh ini Venezuela telah mengonfirmasi 124.112 kasus penularan COVID-19. Di antara itu, terdapat 1.154 kasus meninggal dunia.