Pemkot Semarang Tangani Dampak Kekeringan Secara Masif
SEMARANG - Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, melakukan penanganan dampak kekeringan di wilayah tersebut secara masif.
Pendataan sudah dilakukan terkait daerah yang rawan kekeringan pada seluruh wilayah kelurahan di Kota Semarang yang didapatkan dari masing-masing rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW).
"Data akan terus ter-update dan untuk saat ini yang membutuhkan air di Kelurahan Jabungan dan Rowosari," kata Asistem Pemerintahan Setda Kota Semarang Muhammad Khadik di Semarang, Antara, Selasa, 27 Juni.
Di Kelurahan Jabungan, kata dia, terdata sebanyak tiga RT, yakni RT 02 RW 03, RT 02 RW 05, dan RT 04 RW 01, sedangkan di Kelurahan Rowosari terdapat dua RW, yakni RW 06 dan RW 09.
Sebagai langkah penanganan, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal Kota Semarang telah mengirimkan bantuan air bersih melalui truk-truk tangki di wilayah tersebut.
Menurutnya, bantuan air bersih tersebut merupakan langkah penanganan jangka pendek, mengingat kebutuhan air bersih untuk keperluan sehari-hari masyarakat harus segera dipenuhi.
Di Kelurahan Jabungan, enam tangki air bersih telah dikirimkan pada 12 Juni, dua tangki masing-masing pada 19 Juni dan 26 Juni 2023, atau rutin setiap dua minggu sekali dilakukan "dropping".
Sedangkan di Kelurahan Rowosari telah dikirimkan sebanyak dua tangki air bersih pada 27 Juni 2023, dan selanjutnya akan dikirim air bersih sesuai permintaan dan kebutuhan warga sampai kondisi stabil.
Selain itu, kata Khadik, Pemkot Semarang melalui Satgas Penanggulangan Bencana Alam (PBA) mengingatkan kepada masyarakat, RT, RW untuk dapat melapor jika membutuhkan bantuan air bersih.
Melalui Satgas PBA yang merupakan gabungan lintas sektor seperti Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD), PDAM, serta Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Semarang, Pemkot Semarang juga melakukan upaya penanganan jangka panjang.
Di antaranya, kata dia, melakukan survei dan pengecekan lapangan oleh Disperkim Semarang bersama PDAM untuk memastikan kelayakan dan kemungkinan lokasi tersebut bisa mendapatkan akses air dari PDAM.
"Jika dimungkinkan, maka akan dilakukan pemasangan jaringan PDAM. Sementara kalau air atas pada daerah tersebut tidak layak konsumsi, seperti di Jabungan yang air atasnya mengandung kapur maka akan ditindaklanjuti dengan pembuatan sumur artetis dalam komunal," jelasnya.
Sebelumnya, juga telah dilakukan pemasangan pipa resapan di beberapa titik di Kota Semarang. Seperti Juni 2022, sebanyak 90 pipa resapan, terdiri atas 45 pipa resapan dipasang di Kelurahan Rowosari dan 45 pipa di Kelurahan Jabungan, Kecamatan Banyumanik.
Baca juga:
- 7 Tuntutan FPI ke Pemerintah Soal Ponpes Al-Zaytun yang Dianggap Sesat
- DPR Ingatkan Kemenag Tidak Reaktif Hadapi Polemik Al Zaytun dan Panji Gumilang
- Pemerintah Pastikan Santri Ponpes Al Zaytun Bisa Belajar jika Ada Penindakan
- Jaksa: Johnny G Plate Minta Setoran Dirut Bakti Rp500 Juta per Bulan hingga Uang untuk Amal di NTT
Inovasi tersebut merupakan kolaborasi antara Pemkot Semarang dengan Universitas Semarang (USM) dalam program pengabdian masyarakat yang kemudian dilanjutkan pada Desember 2022 sebanyak 22 pipa di Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang.