Lewat Program Dapati, Kemenperin Ingin Tingkatkan Produktivitas Kinerja IKM
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendampingi industri kecil dan menengah (IKM) untuk bisa memanfaatkan teknologi industri lewat program Dana Kemitraan Teknologi Industri (Dapati).
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Doddy Rahadi berharap optimalisasi pemanfaatan teknologi industri dan pelayanan jasa industri lewat program tersebut dapat meningkatkan kinerja IKM agar semakin produktif dan berdaya saing.
"Saat ini, para pelaku IKM Indonesia yang berjumlah hingga 4,4 juta unit usaha telah menjadi tulang punggung bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan penyerap tenaga kerja yang sangat banyak," kata Doddy di Jakarta, dikutip Senin, 19 Juni.
Dalam implementasi program Dapati, salah satu yang telah terealisasi adalah membantu PT Rayeuk Aceh Utama dengan merancang peralatan pemasak sekaligus pendingin saus cabe menggunakan konsep water jacket. Cara kerja dari peralatan pemasak sistem water jacket ini adalah dengan mengalirkan air dingin di sekeliling dinding wajan pemasak.
Air dingin tersebut akan menyerap panas dari diding wajan, sehingga panas dari saus cabe juga akan mengalir ke dinding wajan. Hal ini akan menyebabkan pendinginan saus cabe dapat dipercepat dari 8 jam menjadi rata-rata 4,2 jam saja.
Ketua Tim Dapati tahun 2022 Mahlinda menyebut, kendala yang dihadapi oleh PT Rayeuk Aceh Utama dalam memproduksi saus cabe adalah pendinginannya yang memerlukan waktu hingga lebih dari 7-8 jam per proses.
"Lamanya waktu tunggu untuk pendinginan ini berpengaruh terhadap jumlah produksi hariannya," ujarnya.
Teknologi yang difasilitasi oleh Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI) Banda Aceh tersebut berhasil meningkatkan kinerja PT Rayeuk Aceh Utama dalam memproduksi saus cabe "Capli". Proses produksi saus cabe dapat dilakukan sebanyak dua kali dalam satu hari.
Baca juga:
"Ada peningkatan dua kali lipat, sehingga berpengaruh langsung terhadap kenaikan efisiensi dan pemasukan bagi PT Rayeuk Aceh Utama," ungkap Mahlinda.
Sementara itu, Kepala Balai BSPJI Banda Aceh Fathullah mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk terus membantu pelaku IKM di Aceh, agar dapat meningkatkan efisiensi dan bersaing di pasar nasional bahkan internasional.
"Kami aktif berkomunikasi dengan pelaku IKM di seluruh wilayah Aceh untuk memecahkan kendala yang dihadapi mereka, baik dari segi legalitas usaha maupun teknologi," imbuhnya.