Raup Laba Rp1.04 Triliun, PT Timah Tebar Dividen Rp312 Miliar
JAKARTA - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Timah Tbk (TINS) menyetujui pembagian dividen kepada pemegang saham sebanyak 30 persen atau senilai Rp312 miliar.
Adapun laba bersih perseroan pada tahun 2022 sebesar Rp1,04 triliun melebihi target yang ditentukan perseroan sebelumnya.
"Sedangkan sisa laba sebanyak 70 persen dicatat sebagai saldo laba perusahaan," ujar Sekretaris Perusahaan TINS Abdullah Umar dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis 15 Juni.
Dia menjelaskan, keputusan membagikan dividen sebesar 30 persen ini diambil dengan mempertimbangkan kinerja TINS di tahun 2022 yang cukup baik.
Pada tahun 2022, TINS berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp12,50 triliun seiring dengan penurunan beban pokok pendapatan sebesar 11 persen dan beban usaha sebesar 6 persen.
Sepanjang 2022 TINS berhasil memproduksi bijih timah sebesar 20.079 ton dan logam timah sebesar 19.825 metrik ton serta penjualan logam tahun 2022 sebesar 20.805 metrik ton.
Kemudian posisi nilai aset perseroan pada akhir tahun 2022 sebesar Rp13.07 triliun dan posisi liabilitas sebesar Rp0,03 triliun, turun 28 persen dibandingkan posisi akhir 2021 sebesar Rp8,38 triliun yang disebabkan berkurangnya pinjaman jangka pendek.
Lebih jauh, Abdullah menambahkan, meskipun harga timah dunia cenderung fluktuatif, namun semakin pulihnya sektor ekonomi pasca pandemi yang ditandai dengan peningkatan konsumsi terhadap tin-related products berupa produk elektronik membuat permintaan atas komoditas timah bertumbuh.
"Harga jual rerata logam timah LME tahun 2022 sebesar 31.474 dolar AS per metrik ton, turun 4 persen dibandingkan tahun 2021 sebesar 32.629 per metrik ton dengan level tertinggi pada 43.917 dan level terendah pada 19.373 dolar," beber Abdullah.
Baca juga:
Terkait kontribusi untuk negara, pada tahun 2022 TINS melaporkan telah menyetorkan pajak dan Penerimaan Negara BUkan Pajak (PNBP) sebesar Rp1,52 triliun atau meningkat 96 persen dibading periode sebelumnya sebesar Rp777,1 miliar.
"Peningkatan ini dipengaruhi peningkatanharga komoditas timah dengan harga rerata 31.474 dolar AS per MT," pungkas Abdullah.