Debit Air Bendungan Kakhovka yang Jebol Dekati Titik Terendah, Bisa Pengaruhi PLTN Terbesar di Eropa
JAKARTA - Ketinggian air di waduk selatan Ukraina mendekati titik terendah yang berbahaya setelah penghancuran bendungan di dekat Stasiun Pembangkit Listrik Tenaga Air Kakhovka, kata perusahaan negara yang mengawasi fasilitas tersebut, Kamis.
Moskow dan Kyiv saling menyalahkan atas jebolnya bendungan pada Selasa, yang mengalirkan air banjir dari Sungai Dnipro ke wilayah yang luas di Ukraina selatan.
Ihor Syrota, direktur umum Ukrhydroenergo mengatakan kepada televisi Ukraina, penurunan di bawah permukaan air saat ini di Waduk Kakhovka dapat memengaruhi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di dekatnya dan pasokan air ke wilayah lain.
"Kami mencapai zona mati ini, yaitu 12,70 (meter), setelah itu tidak akan ada pengambilan air baik untuk kolam pendingin di stasiun Zaporizhzhia...atau...untuk semua wilayah," ujarnya, melansir Reuters 9 Juni.
Syrota menambahkan, Ukrhydroenergo siap untuk mengerjakan overlay melintasi stasiun pembangkit listrik tenaga air dan bendungan yang rusak, segera setelah pasukan Rusia meninggalkan sisi timur Dnipro. Proses penyelesaiannya diperkirakan memakan waktu sekitar dua bulan.
Baca juga:
- Menlu Pangeran Faisal Nilai China Mitra Penting Negara Arab, Blinken Bilang AS Tidak Meminta Memilih
- Rusia Bantah Tuduhan Ukraina Soal Krimea dan Tragedi MH17 di Mahkamah Internasional
- Pantai Timur Amerika Serikat Diselimuti Asap Akibat Kebakaran Hutan di Kanada
- Vatikan Sebut Paus Fransiskus Dalam Kondisi Baik dan Hasil Tes Pasca-Operasi Bagus
Terpisah, badan pengawas atom PBB mengatakan pada Hari Selasa, PLTN terbesar di Eropa itu memiliki cukup air untuk mendinginkan reaktornya selama "beberapa bulan" dari sebuah kolam yang terletak di atas reservoir.
Sedangkan perusahaan energi nuklir Ukraina mengatakan pada Hari Kamis, situasi "stabil dan terkendali" di PLTN Zaporizhzhia pada pagi hari.