Kerap Dibayangi Gelombang Tinggi, Nelayan NTT Dapat Edukasi Pantau Cuaca dari BMKG
NTT - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperluas informasi prakiraan cuaca untuk masyarakat pesisir, khususnya nelayan di Desa Tanjung Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi prakiraan cuaca sebelum melaksanakan kegiatan melaut," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Komodo Labuan Bajo, Sti Nenotek, dari Labuan Bajo, Manggarai Barat, Senin 5 Juni, disitat Antara.
Perluasan informasi dan edukasi prakiraan cuaca yang telah dilakukan BMKG merupakan bagian dari kolaborasi bersama SMA Lentera Harapan Labuan Bajo serta Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Manggarai Barat.
Kegiatan yang diberi nama Mission Service Learning (MSL) dilaksanakan di Desa Tanjung Boleng pada hari Sabtu 3 Juni.
Sti menjelaskan edukasi diberikan kepada masyarakat di Desa Tanjung Boleng yang mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai nelayan untuk memahami prakiraan cuaca sebelum melaut.
Masyarakat pesisir diajarkan cara melihat atau mengecek informasi cuaca yang sudah ada di website atau aplikasi yang bisa diakses melalui handphone.
Baca juga:
- Survei 3 Nama Capres Indikator: Elektabilitas Prabowo Teratas, Disusul Ganjar dan Anies
- Tingkat Kesukaan 3 Bakal Capres Versi Survei SMRC: Ganjar 82 Persen, Prabowo 80 Persen, Anies 68 Persen
- 352 Anggota Perguruan Silat PSHT Diamankan Imbas Bentrok dengan Suporter PSIM Yogyakarta
- Soal PDIP Tawarkan PAN Dukung Ganjar, Airlangga Sebut Bakal Ada Pembahasan Bareng Zulhas
Selain itu mereka juga bisa bertanya melalui grup WhatsApp (WA) atau menelepon langsung ke Stasiun Meteorologi Komodo untuk mendapatkan informasi cuaca sebelum melaut, terutama pada saat terjadi cuaca buruk.
"Informasi terkait cuaca ini penting untuk diketahui oleh para nelayan agar tidak terjadi kecelakaan kapal di laut," kata Sti.
Ketua Tim Pelaksanaan MSL dari SMA Lentera Harapan Labuan Bajo, Angly Sae mengatakan, kegiatan kolaborasi bersama BMKG itu bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat pesisir terkait mitigasi bencana akibat perubahan cuaca dan iklim.
"Harapannya mereka dapat terhindar dari bencana akibat cuaca ekstrem dan iklim yang cenderung berubah-ubah karena dampak dari pemanasan global," ungkapnya.