Prediksi Harga Ethereum dan Solana Menurut Departemen Riset VanEck

JAKARTA – Pulihnya pasar kripto menunjukkan sentimen positif publik terhadap aset digital. Sejumlah cryptocurrency mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa hari terakhir, termasuk Ethereum (ETH) dan Solana (SOL).

Kedua aset kripto tersebut diprediksi akan naik berdasarkan hasil riset perusahaan pengelola aset asal Amerika Serikat, VanEck. Departemen riset aset digital VanEck telah merilis laporan penelitannya pada pekan lalu terkait harga aset kripto Ethereum pada 2030.

Menurut prediksi departemen riset VanEck, Ethereum berpotensi diadopsi secara masif oleh berbagai sektor bisnis. VanEck menempatkan ETH di harga 51.000 dolar AS (setara Rp763 jutaan) dalam bull case, sebagaimana dilansir dari DailyHodl.

"Kami mendasarkan perkiraan ini pada tesis bahwa Ethereum menjadi jaringan penyelesaian global open-source yang dominan yang menjadi tuan rumah sebagian besar aktivitas komersial sektor bisnis dengan potensi tertinggi untuk mendapatkan keuntungan dari memindahkan fungsi bisnis mereka ke blockchain publik,” kata Departemen Riset VanEck.

Dalam penilaian terhadap portofolio platform smart-contract, Matthew Sigel dari VanEck menyatakan asumsinya bahwa mereka akan memiliki sejumlah call option (opsi beli) pada platform-platform tersebut.

Call option merupakan kontrak keuangan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli aset tertentu pada harga yang telah ditentukan dalam jangka waktu tertentu. Sigel juga menekankan bahwa platform yang dominan dalam industri ini kemungkinan besar akan menguasai pangsa pasar secara mayoritas.

Pernyataan ini mencerminkan pandangan VanEck terhadap pasar platform smart-contract, yang merupakan bagian penting dari ekosistem blockchain. Dalam portofolio mereka, VanEck mengantisipasi memanfaatkan potensi pertumbuhan dan keunggulan dari berbagai platform ini.

Dalam sebuah wawancara dengan Bankless, Matthew Sigel, Kepala Penelitian Aset Digital VanEck, mengatakan bahwa pandangan yang sama dapat digunakan untuk Solana, tetapi dengan profil risiko yang lebih tinggi.

"Dalam hal sisi positifnya, setelah Anda melapisi dua asumsi teratas kami tentang tingkat penetrasi, dan kemudian jika Anda mengasumsikan bahwa Solana mengambil 70 persen dari semua aktivitas blockchain open-source, sisi positifnya menjadi jauh lebih tinggi, tetapi dengan tingkat risiko yang jauh lebih tinggi juga,” kata Sigel.

Di sisi lain, Matthew Sigel menyampaikan kekhawatirannya mengenai Solana, sebuah platform blockchain yang populer saat ini. Menurut Sigel, ada masalah sentralisasi dalam Solana yang dapat menimbulkan ketidakjelasan dalam sistemnya.

Salah satu masalahnya adalah MEV (miner extracted value) yang tinggi, yaitu persentase pendapatan yang diekstraksi oleh para penambang, yang lebih besar daripada pendapatan yang diperoleh secara sah. Sigel juga mencatat bahwa ada sedikit peserta yang aktif mengekstraksi nilai dalam Solana, yang dapat mengganggu  jaringan tersebut.

Meskipun Solana dan token seperti ATOM menawarkan potensi keuntungan yang besar, Sigel mengungkapkan bahwa VanEck memiliki posisi yang lebih kecil dalam Solana karena adanya ketidakpastian terkait masalah ini. Saat ini, harga Solana berada di level Rp310 ribuan per koin. Kemudian, Ether diperdagangkan di harga Rp28 jutaan berdasarkan data Coingecko hari ini.