Raup 52,1 Persen Suara, Petahana Erdogan Menangi Pemilihan Presiden Turki
JAKARTA - Presiden Recep Tayyip Erdogan akan kembali memperpanjang masa jabatannya untuk lima tahun ke depan, usai berhasil memenangi putaran kedua Pemilihan Presiden Turki pada Hari Minggu.
Hasil resmi pemungutan suara menunjukkan, Erdogan mengantongi 52,1 persen suara. Sedangkan pesaingnya Kemal Kilicdaroglu meraup 47,9 persen suara.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada setiap warga negara yang sekali lagi memberikan tanggung jawab kepada kami. untuk memerintah negara ini selama lima tahun ke depan dengan pilihan yang telah mereka buat. Kami InsyaAllah akan layak mendapatkan kepercayaan Anda, seperti yang telah kami lakukan selama 21 tahun terakhir," ujar Presiden Erdogan di hadapan pendukungnya setelah pemilihan, mengutip situs Kepresidenan Turki.
"Kami telah mengatakan, kami akan menang sedemikian rupa sehingga tidak ada yang akan kalah. Oleh karena itu, satu-satunya pemenang hari ini adalah Turki. Kita semua telah bersama-sama membuka jalan menuju Abad Turki tanpa ada konsesi dari demokrasi, pembangunan dan target-target kita," lanjutnya, menekankan pemenang Pemilu 14 Mei dan 28 Mei adalah seluruh rakyat Turki yang berjumlah 85 juta jiwa.
Pemilihan tersebut telah dilihat sebagai salah satu yang paling penting bagi Turki, dengan oposisi percaya memiliki peluang kuat untuk mengalahkan Erdogan, membalikkan kebijakannya setelah popularitasnya dilanda krisis biaya hidup.
Sebaliknya, kemenangan ini memperkuat citra Erdogan yang tak terkalahkan, setelah ia mengubah kebijakan domestik, ekonomi, keamanan dan luar negeri di negara anggota NATO berpenduduk 85 juta orang itu.
Prospek lima tahun lagi pemerintahannya merupakan pukulan besar bagi lawan yang menuduhnya merusak demokrasi, saat dia mengumpulkan lebih banyak kekuatan. Tuduhan yang dibantah Erdogan.
Kinerja Erdogan telah membuat lawan salah langkah, mengira para pemilih akan menghukumnya atas respons negara yang awalnya lamban terhadap gempa bumi dahsyat di Bulan Februari, yang menewaskan lebih dari 50.000 orang.
Namun pada putaran pertama pemungutan suara pada 14 Mei, termasuk pemilihan parlemen, Partai AK-nya muncul di 10 dari 11 provinsi yang dilanda gempa bumi, membantunya mengamankan mayoritas parlemen bersama dengan sekutunya.
Baca juga:
- Ukraina Sebut Rusia Lancarkan Serangan Drone Kamikaze Skala Besar Terhadap Kyiv
- Bakal Dilelang Awal Bulan Depan, Batu Rubi dari Mozambik Ini Bisa Tembus Rp450 Miliar
- Kehilangan Kaki Akibat Ledakan Tidak Menghalanginya Menaklukkan Puncak Everest, Veteran Gurkha: Disabilitas Dapat Bermakna
- Alami Kerusakan di Bagian Kemudi dan Lambung Usai 'Diserang' Paus Pembunuh, Kapal Layar Ini Dievakuasi ke Pelabuhan
Terpisah, Kilicdaroglu, yang telah berjanji untuk mengatur negara di jalur yang lebih demokratis dan kolaboratif, mengatakan, pemungutan suara menunjukkan keinginan rakyat untuk mengubah pemerintahan yang otoriter.
Melansir Reuters 29 Mei, Kilicdaroglu menyebut pemilihan kali "paling tidak adil dalam beberapa tahun' tetapi tidak membantah hasilnya.
"Semua sarana negara diletakkan di kaki satu orang," kritiknya.
Diketahui, kemenangan Presiden Erdogan memperpanjang masa jabatannya sebagai pemimpin terlama, sejak Mustafa Kemal Ataturk mendirikan Turki modern dari reruntuhan Kekaisaran Ottoman seabad yang lalu.