Google Ungkap Tiga Rekomendasi Kebijakan Terkait Teknologi AI yang Bertanggung Jawab
JAKARTA - Meskipun memiliki banyak dampak positif, nyatanya tidak bisa dipungkiri jika pesatnya perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) juga memiliki dampak negatif yang bisa menimbulkan risiko dan tantangan.
Menurut Google, menghambat perkembangan AI bukanlah cara yang efektif, karena dinilai bisa menghilangkan berbagai kesempatan untuk meraih manfaat besar dari AI, dan tertinggal jauh dari mereka yang merangkul potensi AI.
"Justru, kita memerlukan upaya dengan basis yang lebih luas lagi lintas pemerintah, perusahaan, universitas, dan banyak lagi untuk menghasilkan manfaat yang tersebar luas dari terobosan teknologi sekaligus pada saat yang sama, meminimalkan risiko yang muncul," kata Kent Walker, President of Global Affairs, Google & Alphabet dalam blog resmi Google.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Google merilis laporan resmi yang berisikan berbagai rekomendasi kebijakan terkait AI, dan juga anjuran kepada pemerintah untuk berfokus pada tiga area utama membuka peluang, mendorong tanggung jawab, dan meningkatkan keamanan:
Membuka peluang dengan memaksimalkan potensi ekonomi AI
Menurut Walker, AI akan membantu berbagai industri yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih rumit dan bernilai, serta membantu meningkatkan produktivitas meski tantangan demografis terus meningkat.
Nah, untuk membuka peluang ekonomi yang diberikan AI dan meminimalkan gangguan tenaga kerja, pembuat kebijakan perlu berinvestasi dalam aspek inovasi dan persaingan, mengembangkan kerangka kerja hukum yang mendukung inovasi AI yang bertanggung jawab, dan mempersiapkan tenaga kerja untuk menghadapi transisi pekerjaan oleh AI.
"Contohnya, pemerintah perlu mengeksplorasi riset AI dasar melalui lab dan lembaga riset nasional untuk mengadopsi kebijakan yang mendukung perkembangan AI yang bertanggung jawab (termasuk undang-undang privasi yang melindungi informasi pribadi dan memungkinkan aliran data yang tepercaya lintas perbatasan nasional)," jelasnya.
Mendorong tanggung jawab sembari mengurangi risiko penyalahgunaan
AI sudah membantu dunia menghadapi berbagai tantangan mulai dari penyakit hingga perubahan iklim. Namun, jika tidak dikembangkan dan disebarkan dengan bijak, sistem AI juga dapat memperburuk permasalahan sosial saat ini, seperti misinformasi, diskriminasi, dan penyalahgunaan alat teknologi.
Maka dari itu, untuk mengatasi tantangan-tantangan ini akan memerlukan pendekatan multi-pemangku kepentingan dalam aspek tata kelola. Beberapa tantangan akan membutuhkan riset mendasar untuk memahami lebih baik manfaat dan risiko AI, serta cara mengendalikannya, juga mengembangkan dan menyebarkan inovasi teknis baru di bidang interpretabilitas dan watermarking.
"Contohnya, perusahaan terdepan bisa berkumpul untuk membentuk Forum Global untuk AI (Global Forum on AI - GFAI)," pungkas Walker.
Meningkatkan keamanan global sembari mencegah pelaku kejahatan cyber mengeksploitasi teknologi ini
AI memiliki implikasi penting untuk keamanan dan stabilitas global. Bahkan, AI generatif dapat membantu menciptakan misinformasi, disinformasi, dan media yang dimanipulasi.
Baca juga:
Untuk itu, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mendirikan pagar pembatas teknis dan komersial agar dapat mencegah penggunaan AI untuk tindakan kejahatan, serta memungkinkan upaya kolektif untuk mengatasi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, sembari memaksimalkan potensi manfaat AI.
"Contohnya, pemerintah perlu mengeksplorasi kebijakan pengendalian perdagangan termutakhir terkait penerapan khusus dari software yang didukung AI dan dianggap memiliki risiko keamanan, serta terhadap entitas khusus yang memberikan bantuan untuk riset dan pengembangan terkait AI dan berpotensi menjadi ancaman keamanan global," tutupnya.