Usai Menikam dan Tembak 2 Polisi Hingga Tewas, Pria 31 Tahun di Nagano Jepang Menjawab Enteng: Saya Membunuh karena Saya Ingin
JAKARTA - Seorang pria ditangkap usai terlibat penikaman dan penembakan yang menewaskan empat orang di prefektur Nagano, Jepang. Pelaku diketahui bernama Masanori Aoki, putra seorang politisi lokal berusia 31 tahun.
Korban pertama tewas ditikam oleh tersangka. Selanjutnya dua polisi yang ditembak dengan senapan berburu di prefektur Nagano. Korban terakhir yang digambarkan sebagai wanita lanjut usia belum diketahui secara pasti.
Kekerasan senjata masih sangat jarang terjadi di Jepang, meskipun mantan Perdana Menteri Shinzo Abe dibunuh pada Juli tahun lalu.
Menurut kantor berita Jepang Kyodo, dikutip melalui pemberitaan BBC, Jumat, 26 Mei,
polisi menerima telepon sekitar pukul 16:25 (07:25 GMT) tentang seorang pria yang mengejar dan kemudian menikam seorang wanita.
Masih lewat Kyodo, seorang saksi mata yang bekerja di lapangan terdekat mengatakan, serangan pria itu terhadap korban pertamanya dilakukan dengan pisau sepanjang sekitar 30 cm (1 kaki).
Motifnya tidak jelas. Ketika saksi bertanya kepada tersangka mengapa dia menikam wanita itu, dia dikatakan menjawab, "Saya membunuhnya karena saya menginginkannya."
Aoki -- yang dilaporkan mengenakan seragam kamuflase, topi, kacamata hitam, dan masker-- kemudian diduga menembak petugas polisi yang menanggapi keadaan darurat tersebut.
Aoki kemudian membarikade dirinya selama berjam-jam di dalam rumah ayahnya di daerah pemukiman yang tenang di kota Nakano. Ayahnya, Masamichi Aoki, adalah ketua majelis kota Nakano.
Rekaman dari penyiar Jepang NHK menunjukkan kendaraan polisi dan ambulans di dekat rumah. Petugas polisi yang mengenakan pelindung tubuh dan membawa perisai membentuk zona eksklusi sepanjang 300 m (328 yard) di sekitar rumah. Tersangka kemudian keluar dari rumah dan ditahan.
Warga didesak untuk tinggal di rumah melalui pengumuman email dan pengeras suara lingkungan, sementara polisi juga pergi dari pintu ke pintu.
Sore harinya, media lokal menayangkan rekaman suara tembakan yang terdengar tepat setelah pukul 20:00 waktu setempat (11:00 GMT) pada hari Kamis. Beberapa warga harus bermalam di tempat lain, sementara sekolah setempat akan ditutup.
Tetapi setelah penangkapan, orang-orang diberi tahu bahwa mereka dapat menjalani hari mereka.
"Sangat menyedihkan hal seperti ini terjadi di lingkungan saya. Saya tidak bisa tidur sepanjang malam," ujar pria berusia 50-an tahun kepada NHK.
Abe adalah perdana menteri terlama di Jepang dan kematiannya sangat mengejutkan sebuah negara di mana pistol dilarang dan insiden kekerasan politik hampir tidak pernah terjadi.
Pada 2014, hanya ada enam insiden kematian akibat senjata di Jepang, dibandingkan dengan 33.599 di AS.
Baca juga:
- Kasus KDRT yang Jadikan Pasutri Tersangka di Depok Bakal Ditangani Penyidik Polda Metro Jaya
- Tersangka KDRT di Depok Belum Ditahan, Polisi: Sedang Operasi Alat Vital karena Diremas Istri
- Aturan Pelaksana UU TPKS Tak Kunjung Terbit, Puan: Jangan Sampai Perjuangan di DPR Jadi Sia-sia
- Tersangka KDRT di Depok Belum Ditahan, Polisi: Sedang Operasi Alat Vital karena Diremas Istri
Orang-orang harus menjalani pemeriksaan ketat dan tes kesehatan mental untuk membeli senjata. Meski begitu, hanya senapan dan senapan angin yang diperbolehkan.